Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akhirnya menyepakati spesifikasi kereta api ringan standar Gauge (lebar 1,435 mm) seperti usulan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Seperti diketahui, Jonan dan Ahok sempat beda pendapat soal spesifikasi sarana dan prasarana kereta api ringan (light rapid transit/LRT). Ahok menginginkan rel standar internasional atau standar Gauge yang dipakai 55% rel di dunia, sementara Jonan menilai rel dengan spesifikasi khusus lebih murah.
Akhirnya, Jonan menyepakati usulan Ahok untuk membangun rel standar Gauge. Dia mengatakan Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakarya Propertindo (Jakpro) akan membangun sembilan ruas LRT sepanjang 83 kilometer. Pemprov juga akan membangun depo dan kelengkapan LRT yang lain sendiri menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Selain LRT DKI Jakarta, PT Adhi Karya (Persero) Tbk membangun rel terusan sepanjang 12 kilometer dari Jatiwaringin ke Bekasi di bawah pengawasan pemerintah pusat. Jonan beralasan pihaknya mengikuti usulan Ahok karena pembangunan rel di luar DKI Jakarta hanya 12 kilometer.
"Kalau pusat bangun yang 12 kilometer, jadi ikut DKI yang populasinya lebih besar," ujarnya seusai rapat koordinasi LRT di kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta pada Kamis (24/3/2016).
Dia menjelaskan depo dan fasilitas pendukung LRT yang lain akan disediakan Pemprov DKI Jakarta. Jonan belum bisa memastikan pembangunan LRT bisa rampung sebelum Asian Games. "Tidak tahu. Pembangunannya lebih besar DKI, maka tanya Gubernur."
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ahok menyatakan Jakpro akan mengajak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk menggarap konstruksi prasarana.