Bisnis.com, SEMARANG--Selama lebih dari satu tahun terakhir, nelayan di wilayah Tanjung Emas, Semarang Utara, mengalami kesulitan karena hasil tangkap menurun tajam.
Ketua Kelompok Nelayan Tangkap Tanjung Emas Semarang Utara Zazid mengatakan hal tersebut karena semakin banyaknya perahu ukuran sedang denganalat tangkap sodo yang beroperasi di wilayah Semarang Utara.
Dia menyebutkan terdapat sekitar 500 perahu sampai 1.000 perahu yang beroperasi di wilayah Semarang Utara saat ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 10%-nya telah menggunakan alat tangkap sodo yang terbilang lebih canggih bila dibandingkan dengan alat tangkap yang digunakan sebagian besar nelayan.
"Dulu, sekali jalan kami bisa mendapatkan 8 kg-10 kg per hari. Sekarang maksimal paling banyak 5 kg per hari. Semakin berkurang karena sebagian besar hasil tangkapan diperoleh nelayan yang menggunakan sodo," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (20/3/2016).
Selama ini nelayan di wilayah Tanjung Emas banyak menggunakan perahu ukuran 6,5 m, dengan alat tangkap arat. Sebagian kecil di antaranya ada pula yang menggunakan jaring.
Untuk bisa menggunakan alat yang lebih canggih, diperlukan modal yang juga tidak sedikit. Perahu yang digunakan juga memiliki spesifikasi tertentu.
"Susah juga, karena butuh modal. Hasil tangkap sekarang tidak cukup untuk dipakai sendiri. Untuk digunakan membeli bahan bakar juga belum tentu cukup," tuturnya.
Dia mengatakan saat ini cukup banyak nelayan yang mulai mencari pekerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup seperti menjadi kuli bangunan. Selain itu, banyak juga yang memilih untuk mengambil utang.