Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Dikritik Presiden Jokowi, Bulog Janji Percepat Serapan Gabah Petani

Perum Bulog berjanji melakukan percepatan penyerapan sambil melakukan evaluasi mesin pengeringan gabah di seluruh Indonesia usai mendapat kritikan dari Presiden Joko Widodo yang melakukan inspeksi mendadak belum lama ini.
Gudang penyimpanan gabah/Antara
Gudang penyimpanan gabah/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Perum Bulog berjanji melakukan percepatan penyerapan sambil melakukan evaluasi mesin pengeringan gabah di seluruh Indonesia usai mendapat kritikan dari Presiden Joko Widodo yang melakukan inspeksi mendadak belum lama ini.

Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan pihaknya langsung melakukan evaluasi dan menambah tim untuk pengecekan mesin pengeringan gabah agar maksimal untuk menyerap panen raya padi akhir bulan ini.

“Bahwa akan ada percepatan, hari-hari ini kami sudah membuat langkah-langkah untuk menyelesaikan,” katanya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (16/3/2016).

Selain bakal mengevaluasi mesin pengeringan dan rice mill, dia mengatakan akan menerapkan langkah-langkah komperhensif untuk mencapai target penyerapan beras hingga 4 juta ton pada musim panen ini, sesuai dengan keinginan pemerintah.

Pertama, pihaknya akan memperbanyak kerja sama dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk memantau padi siap panen. Kedua, dia akan memaksimalkan kerja sama dengan kelompok tani dalam menyerap beras.

“Lalu kami akan terus memperbaiki sistem yang ada di Bulog. Jangan lambat, namun harus tersistem,” ujarnya.

Dia mengatakan ditekennya Perpres perluasan kewenangan Bulog untuk menyerap jagung dan kedelai dinilai tidak akan menghambat fokus bulog untuk bekerja keras menyerap beras petani di musim panen raya, yang puncaknya diperkirakan terjadi April-awal Mei.

“Tentu bertambah yang harus dikerjakan, namun tiga komoditas itu punya kemiripan dari sisi pasar, tempan penyimpanan, nature-nya. Kami yakin tidak mengubah fokus,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam inspeksi mendadak di Karanganyar, Presiden Jokowi mempertanyakan penyerapan beras petani yang belum maksimal dilakukan oleh Bulog.

“Ini yang baru kita cari, kenapa tidak bisa menyerap. Karena uangnya ada, anggarannya ada,” katanya dalam keterangan resmi belum lama ini.

Setelah melihat kinerja mesin pengeringan, Presiden menyatakan bahwa kapasitas yang selama ini dihasilkan tidak sesuai dengan kapasitas maksimum.

Di tempat itu, mesin pengeringan bisa menampung gabah hingga 80 ton, namun pada kenyataannya dalam seminggu hanya mampu menghasilkan 20 ton gabah kering giling.

Dalam peninjauan itu, Presiden juga menemukan beberapa mesin rice mill dan pengering yang rusak bertahun-tahun.

Presiden menyadari adanya ketidaksinkronan antara kebijakan dengan praktik pembelian di tingkat petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper