Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juliandra Nurtjahjo Direktur Utama AeroAsia

Maskapai pembawa bendera, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menunjuk Juliandra Nurtjahjo sebagai Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia yang baru, menggantikan Richard Budihadianto.
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai pembawa bendera, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menunjuk Juliandra Nurtjahjo sebagai Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia yang baru, menggantikan Richard Budihadianto.

 Pria berumur 48 tahun itu bukan orang baru di industri perawatan pesawat. Sejak 15 tahun yang lalu, Juliandra sudah bekerja di bawah bendera Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia.

 Sebelum diangkat menjadi Dirut GMF AeroAsia, Juliandra menjabat sebagai Direktur Line Operation lebih kurang setahun. Pada awal karirnya, pria asal Jakarta itu juga sempat bekerja di PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) selama 8 tahun.

Dirut GMF AeroAsia Juliandra Nurtjahjo mengatakan dirinya bersama karyawan dan manajemen GMF akan bekerja keras untuk masuk dalam sepuluh besar perusahaan MRO terbaik di dunia.

 “Berbagai pencapaian positif yang telah diraih GMF selama ini tidak terlepas dari peran pimpinan sebelumnya. Ini akan menjadi tantangan bagi kami untuk meningkatkan kinerja positif GMF di masa mendatang,” katanya, Rabu (16/3/2016).

Komitmen

Juliandra mengungkapkan GMF berkomitmen untuk meraup pendapatan yang menembus US$1 miliar pada 2018 mendatang. Apabila tidak ada aral melintang, pendapatan GMF bakal mencapai US$1,6 miliar pada 2020, tumbuh tiga kali lipat dari 2016.

 Untuk merealisasikan target tersebut, lanjutnya, GMF akan mendorong pertumbuhan organik dan nonorganik perusahaan. Dari pertumbuhan organik, perseroan akan mengembangkan kapasitas, kapabilitas hingga bisnis baru, seperti General Aviation.

Sementara, untuk pertumbuhan nonorganik, GMF akan membentuk entitas bisnis baru dan merger. Rencananya, porsi pendapatan dari pertumbuhan nonorganik akan tumbuh sebesar 20% pada 2018 mendatang.

 “Kami akan melakukan pembicaraan dengan perusahaan perawatan pesawat lokal dan global serta perusahaan pabrikan guna meningkatkan serapan pasar domestik, dan menangkap pasar perawatan pesawat di dunia,” ujarnya.

Juliandra berharap GMF memiliki fasilitas perawatan pesawat di Indonesia Timur guna mendukung bisnis General Aviation, dan penetrasi lebih dalam di pasar Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah.

GMF telah mendapat berbagai pengakuan di level nasional maupun global, berupa certificate of approval a.l. seperti Kementerian Perhubungan dan Federal Aviation Administration (FAA).

Kemudian, European Aviation Safety Agency (EASA), Civil Aviation Security Authority (CASA) dan berbagai sertifikasi yang diberikan oleh lebih dari 25 negara di dunia. Adapun, GMF juga telah mendapatkan predikat Low Risk dari FAA.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper