Bisnis.com, JAKARTA - Proyek infrastruktur memang menjadi prioritas pemerintahan presiden JokoWidodo, tak luput juga untuk waduk.
Tercatat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo (20142019) memiliki program pembangunan waduk baru sebanyak 49 buah.
Menurut Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi mengungkapkan pemerintah gencar melakukan pembangunan waduk sebagai salah satu upaya melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Dirinya mengatakan dampak perubahan iklim menyebabkan musim hujan bertambah pendek sementara kemarau bertambah panjang. Begitupun sebaliknya dengan intensitas hujan bertambah tinggi.
Hal itu ujarnya mendesak untuk memperbanyak tampungan air. Pasalnya perubahan iklim tak tentu ini berpengaruh terhadap distribusi air yang tak merata.
"Kalau kita punya waduk ini tampungannya banyak airnya kan kita terjamin sepanjang tahun," katanya berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Bisnis (14/3/2016)
Mudjiadi menjelaskan hingga saat ini jumlah tampungan air untuk 250 juta orang di Indonesia sebanyak 15 juta meter kubik. Hal itu ujarnya hanya sekitar 24 kubik per kapita/orang. Angka ini kalah jauh dibandingkan dengan Thailand yang memiliki tampungan 1200 meter kubik per kapita.
Selain itu tuturnya pembangunan waduk dilaksanakan untuk menunjang ketahanan pangan. Terutama dia menjelaskan saat ini dari 7,4 juta hektar lahan irigasi, hanya 11% yang pengairannya bersumber dari waduk.
"Kalau terjadi El nino, irigasi yang bukan dari waduk akan kekeringan karena sungainya kering. Berbeda dengan kalau dari yang waduk kemarin tidak ada yg kekeringan.," tukasnya.
Dirinya melanjutkan 49 waduk yang dibangun itu masih ditambah dengan pembangunan 16 waduk yang belum selesai, sehingga total ada 65 waduk yang dikerjakan. Dari jumlah itu ditargetkan pada akhir periode (2019), sebanyak 30 waduk rampung pembangunannya.
Sisanya diperkirakan selesai 2021-2022 dengan memprediksikan rata-rata waktu pembangunan waduk 3tahun--5 tahun
Dari jumlah yang telah dimulai pembangunannya pada 2015 sebanyak 13 waduk yaitu Keureto (Aceh), Seigong (Kepulauan Riau), Karian (Banten), Logung di (Jawa Tengah), Telaga Waja (Bali), Tapin (Kalimantan Selatan), Passeloreng (Sulawesi Selatan), Lolak (Sulawesi Utara), Raknamo dan Rotiklod (NTT), Tanju, Mila dan Bintang Bano (NTB).
Lebih jauh Mudjiadi mengatakanhingga saat ini tercatat 6 waduk telah diselesaikan pembangunannya, yaitu waduk Nipah di Madura, Bajulmati di Banyuwangi, Titab di Bali, Jatigede di Sumedang, Rajui di Aceh dan Pandan Duri di Nusa Tenggara Barat.
Tahun ini sebanyak 8 waduk akan dimulai pembangunannya yaitu, Waduk Rukoh (Aceh), Sukaraja (Lampung), Sukamahi, Ciawi, Cipanas (Jabar), Keris, Ladongi (Sulteng) dan Kuwil (Sultra).
Sementara pada 2017, diperkirakan ada beberapa waduk yang juga rampung pengerjaannya, yaitu waduk Gondang dan Logung di Jawa Tengah dan Teritip di Kalimantan Timur.