Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengimbau pelaku industri mebel untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas serta mengembangkan teknologi produksi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui sektor industri mebel telah berkontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja dan devisa Indonesia.
Kendati demikian, pelaku industri diingatkan untuk tak berhenti berkreasi serta mengikuti tren perkembangan desain mebel agar bisa diterima di pasar internasional.
"Tentu harus ada ahli tentang riset, marketing-nya apa, mengikuti trennya,"kata Kalla dalam perhelatan Indonesia International Furniture Expo 2016, Jumat (11/3/2016).
Menurut dia, pelaku industri mebel tak boleh lengah dalam menghadapi persaingan bisnis dengan pelaku pasar dari negara lain di pasar internasional, seperti China, Vietnam, Jepang, dan Spanyol.
Caranya, dengan berupaya menggabungkan teknologi dan desain terbaru.
Dalam kesempatan tersebut, Kalla mengklaim pemerintah telah memberi perhatian khusus terhadap industri mebel.
Pasalnya, Indonesia memiliki kepala negara yang juga seorang pebisnis mebel andal.
"Kalau ada industri yang paling diketahui atau dihayati pemerintah ialah furniture, karena tak ada Presiden di dunia ini yang punya pengalaman bisnis furnitur seperti Presiden Joko Widodo,"selorohnya.
Pada tahun 2015 ekspor mebel Indonesia tercatat US$ 1,9 miliar atau meningkat 1,3% dari 2014.
Peluang untuk meningkatkan pasar mebel dan kerajinan Indonesia di pasar dunia masih cukup besar, mengingat pasar mebel dunia saat ini mencapai sekitar US$ 141 miliar, sementara Indonesia baru berkontribusi sekitar US$ 2 miliar sedangkan Vietnam sekitar US$ 6,8 miliar.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim meminta dukungan pemerintah untuk mengembangkan industri mebel melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Perhelatan Indonesia International Furniture Expo 2016 merupakan pameran yang menghadirkan hampir seluruh pelaku utama indutri mebel dan kerajinan Indonesia.
Dengan menggunakan lahan seluas 60.000 m2, pameran ini diikuti 429 peserta dengan 28 peserta asing dari 9 negara.
IFEX 2016 menargetkan pengunjung sebanyak 10 ribu orang, dengan target transaksi on the spot US$350 juta dan transaksi follow up senilai US$1 miliar.
Sebagai catatan, tahun lalu pameran ini berhasil dikunjungi 8.595 orang dengan transaksi on the spot US$270 juta dan transaksi follow up senilai US$700 juta.