Bisnis.com JAKARTA Kementerian Perindustrian menawarkan SCG untuk berinvestasi pada sektor karet dan bahan baku farmasi, guna mendukung penghiliran industri kimia dalam negeri.
Kementerian Perindustrian menilai perusahaan asal Thailand itu yang telah berdiri di Indonesia selama 20 tahun tersebut berpotensi sebagai perusahaan pengembang industri kimia hilir, khususnya karet untuk aspal dan bahan baku farmasi dari bahan kimia.
Di Thailand karet juga jadi salah satu industri yang menonjol. Kami ingin mereka masuk derivatif [hilir] dari karet supaya petani kita karetnya bisa terserap. Nanti mereka akan diskusi dengan teman-teman yang memang bisnisnya di bidang aspal, kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto pada Jumat (4/3).
Selain karet, Kemenperin juga mengajak SCG untuk menanamkan investasinya di lahan kimia seperti bahan baku farmasi yang saat ini sudah masuk ke dalam Daftar Negatif Investasi (DNI). Kemenperin yakin dengan adanya fasilitas perizinan satu pintu yang diberikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan meningkatkan minat investor.
Jadi tidak hanya di hulunya tapi juga hilirnya yang arahnya ke farmasi termasuk tekstil. Namun, kami ingin mereka investasi produk komplementer. Jangan menanam satu product series kemudian produk lainnya diimpor. Makanya ada pembatasan, ujarnya.
SCG yang sejak lama sudah berbisnis di sektor bahan bangunan seperti beton, ia harapkan bisa mengembangkan produk olahan karet menjadi aspal.
Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO grup SCG mengatakan akan melanjutkan investasi di Indonesia dan sedang dalam proses mengekspansi pabrik Chandra Asri Petrochemical.
Untuk detail ekspansi ini semua masih dalam proses penyelesaian dan persetujuan, tapi kami akan terus mengevaluasi rencana investasi lebih banyak lagi di Indonesia, kata dia usai pertemuannya dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantor Kemenperin.
Saat ini SCG telah memegang 30% saham Chandra Asri Petrochemical setelah mengakusisinya pada 2011 lalu. Ia mengatakan pihaknya masih akan menanamkan investasi di sektor bahan bangunan semen karena meningkatnya proyek infrastruktur pemerintah Indonesia dan mengembangkan sektor kimia.