Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Yakin Swasta Tertarik Garap Tol Laut

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tengah melakukan evaluasi persiapan tol laut bersama GIZ Jerman sampai 2017 guna menarik swasta untuk terlibat pembangunan.
Lautan Indonesia/Ilustrasi
Lautan Indonesia/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tengah melakukan evaluasi persiapan tol laut bersama GIZ Jerman sampai 2017 guna menarik swasta untuk terlibat pembangunan.

Direktur Transportasi Kementerian Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono menyatakan pihak swasta pasti akan tertarik mengelola tol laut jika arus bisnis antardaerah di pelabuhan tujuan sudah hidup.

Bambang pun mengkaji sebagai permulaan operasi tol laut perlu ada subsidi untuk Badan Usaha Pelayaran Milik Negara yakni PT Pelni Persero sebagai operator dalam menjalankan pelayanan tol laut.

Hal itu juga sudah diakomodir melalui Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. 1L.108/6/2/DJPL-15 tentang mekanisme subsidi dengan public service obligation (PSO) tol laut.

Pemerintah berfungsi untuk membangun pelayaran dan transportasi, sehingga kegiatan bisnis di daerah bangkit. Kalaupun kapal berangkat dan pulang barangnya kosong atau tak terlalu banyak, kapal bisa tetap beroperasi lalu industri tumbuh, jika swasta mau jalan di tempat itu kami yang pindah, subsidi ke rute baru dan bangun lagi," jelas Bambang, Jumat (26/2/2016).

Bambang menyatakan pemerintah akan hadir untuk mempercepat pembangunan secara nasional. Dia pun optimistis pihak swasta pasti akan ikut serta mengembangan tol laut. Salah satu investor swasta yang Bambang sudah tertarik ikut mengembangkan tol laut adalah Lippo Group.

"Maka itu saya yakin swasta akan bergairah, karena awalnya sudah dimulai dengan subsidi pemerintah, mereka jadi tertarik," terangnya.

Kini Bappenas mengevaluasi 24 pelabuhan strategis sebagai tol laut. Bambang menuturkan Bappenas merumuskan beberapa evaluasi guna menunjang efektivitas tol laut yakni; pemenuhan armada pelayaran rakyat, pelayaran jarak dekat atau antarpulau atau short sea shipping, peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Inflasi kita agak besar, maka kita harus tingkatkan sumber daya manusianya, kalau SDM kita bertahan investasi juga bertahan, selama ini banyak proyek infrastruktur yang gagal akibat buruknya SDM," tutur Bambang.

Dari sejumlah catatan tersebut, Bambang menyebut bahwa Bappenas masih meninjau 24 pelabuhan eksisting yang dikelola oleh Pelni untuk menjadi pelabuhan tol laut. Bappenas juga sudah melakukan peninjauan langsung salah satunya ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, sebagai arena pelabuhan tol laut yang diproyeksikan menjadi pelayaran hub internasional di bagian Indonesia Timur.

Tak hanya itu, evaluasi lainnya yang disebut Bambang masih dikerjakan adalah tentang dwelling time, dan waiting time. Bappenas ingin mengontrol dwelling time secara nasional cukup tiga hari. Sementara waiting time pun juga akan diperbaiki agar tak memberi dampak kepada dwelling time.

"Dua hal ini masih kami cari formulasinya karena dwelling time jangankan di Tanjung Priok, di Indonesia bagian timur bisa lebih dari delapan hari," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper