Bisnis.com, SIDOARJO - Produsen film plastik PT Trias Sentosa Tbk. (TRST) memperbesar lini bisnis converting dengan menambah dua mesin metalizing senilai Rp72 miliar.
Dalam dunia manufaktur plastik, converting merupakan serangkaian pemrosesan film plastik sebagai bahan dasar menjadi menjadi bahan kemasan fleksibel. Proses ini mencakup metalizing, coating, laminating, dan extrusion laminating. Adapun metalizing merupakan proses pelapisan film plastik dengan aluminium.
Presiden Direktur Trias Sentosa Sugeng Kurniawan mengatakan penambahan dua mesin, masing-masing berkapasitas produksi 2.500 ton per tahun, akan dilakukan hingga 2017. Satu mesin bakal beroperasi Agustus tahun ini, sedangkan satu lagi 2017.
Kedua mesin pabrik yang berlokasi di Krian, Sidoarjo, itu akan memperbesar kapasitas produksi converting menjadi 40.000 ton dari saat ini 35.000 ton per tahun.
"Jujur, dibandingkan dengan kompetitor di Indonesia dan beberapa negara di Asia, Trias kompetitif karena punya converting. Kami punya empat-empatnya," ungkap Sugeng kepada Bisnis, Kamis (25/2/2016).
Sugeng menuturkan, ketimbang bisnis pembuatan plastik film, lini converting menyumbang sebagian besar laba perseroan yang sepanjang Januari-September 2015 tercatat hanya Rp17,5 miliar.
Trias mengalami penurunan tajam laba periode berjalan hingga 66,7% (year on year) menyusul pembengkakan biaya pembelian bahan baku sejalan dengan pelemahan kurs rupiah.
Padahal periode sama tahun sebelumnya, perusahaan yang terafiliasi dengan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melalui kepemilikan saham oleh PT Adilaksa Manunggal itu masih menangguk laba Rp52,6 miliar.
Hingga September, pertumbuhan tipis penjualan bersih 0,5% menjadi Rp1,9 triliun tidak mampu mengejar kenaikan beban pokok penjualan 2,4% menjadi Rp1,7 triliun.
Meskipun demikian, Trias memandang prospek industri kemasan fleksibel secara jangka panjang cukup cerah sekalipun dibayangi oleh pelemahan daya beli dan kampanye antiplastik. Kemasan fleksibel, kata Sugeng, akan tetap dibutuhkan industri consumer goods, termasuk yang berorentasi pada konsumen ritel.
Pertimbangan itulah yang membuat perseroan menambah kapasitas produksi converting setelah pada 2013 membeli mesin senilai US$345 miliar untuk menambah kapasitas produksi plastik film biaxially oriented polypropylene (BOPP) menjadi 130.000 ton per tahun.
"Dengan GDP kita masih di kisaran US$3.000 per kapita per tahun, konsumsi masih berpeluang tumbuh. Kemasan fleksibel, sachet, masih dibutuhkan untuk menjembatani pertumbuhan konsumsi dan jumlah konsumen ritel yang banyak. Orang masih membutuhkan sampo sachet, roti sachet," kata Sugeng.
Dengan penambahan kapasitas produksi, perseroan berharap volume penjualan meningkat nyaris 10%. "Kami ingin pertumbuhan high single digit," kata Sugeng tanpa bersedia menyebut volume.