Bisnis.com, TANGERANG - Pemerintah meminta Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dapat menjadi bandara bintang lima versi Skytrax, melalui Terminal 3 Ultimate yang akan beroperasi penuh pada akhir tahun ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pelayanan Bandara Soekarno Hatta ke depannya harus menjadi lebih baik dari Bandara Changi Singapura. Apalagi, saat ini, bandara tersibuk di Indonesia tersebut tengah berbenah.
“Saya minta Terminal 3 Ultimate harus mendapatkan five star dari Skytrax, sehingga Angkasa Pura II bersama Garuda Indonesia bisa mempromosikan Indonesia secara global, dan menjadi tujuan wisata mancanegara,” katanya, Rabu (24/2/2016).
Pada tahap pertama, Terminal 3 Ultimate diperkirakan mulai beroperasi pada Mei 2016, dan berjalan secara penuh pada Desember 2016. Nantinya, terminal dengan luas 331.101 m2 tersebut akan menampung sebanyak 25 juta penumpang per tahun.
Rini berharap pembangunan Terminal 3 Ultimate tersebut dapat memberikan keuntungan bagi BUMN lainnya, seperti PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menerbangkan pesawat berbadan lebar, atau Boeing 777.
“Saya dapat komplain dari Garuda, katanya tidak bisa kompetitif kalau tidak bisa terbangkan B777. Jadi ini penting, harus ada sinergi. Semoga dengan Terminal 3 Ultimate ini bisa membuat Garuda mengoperasikan B777,” tuturnya.
Selain itu, Rini juga meminta BUMN lainnya, yakni PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) untuk juga ikut berkomitmen dalam Terminal 3 Ultimate. Menurutnya, WSKT harus mampu menyelesaikan pembangunan sesuai jadwal dengan kualitas terbaik.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan kebutuhan belanja modal pada tahun ini mencapai sekitar Rp11 triliun, dan disumbang dari perbankan, obligasi dan internal perseroan.
“Dari Sarana Multi Infrasktruktur dan Bank Exim itu kira-kira Rp4,5 triliun. Lalu, sindikasi tiga bank, yakni Bank Mandiri, BRI dan BNI sebesar Rp2,1 triliun. Nanti, obligasi sekitar Rp2 triliun dan sisanya internal perseroan,” katanya.
Budi mengungkapkan belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan Bandara Soekarno Hatta, seperti pembangunan Terminal 3 Ultimate, overlay landasan pacu, east cross taxiway, dan pembebasan lahan landasan pacu 3.
Tak hanya itu, belanja modal juga digunakan untuk pengembangan bandara lainnya, seperti Bandara Sultan Thaha Jambi, Bandara Supadio Pontianak, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Selaku pengelola 13 bandara di kawasan barat Indonesia, Angkasa Pura II menghitung kebutuhan investasi untuk pengembangan dan pembangunan bandara yang dikelola hingga 2021 mencapai sekitar Rp60,1 triliun.
Khusus untuk Bandara Soekarno Hatta, nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp41 triliun, termasuk untuk pembangunan Terminal 3 Ultimate yang bakal menjadi terminal paling modern di Indonesia.