Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerapan DNI: Istilah DNI Beri Sentimen Negatif Bagi Inggris

Penggunaan istilah Daftar Negatif Investasi (DNI) dinilai memberikan sentimen negatif kepada para investor di Inggris, kendati pasar Indonesia dinilai sangat menjanjikan untuk dikembangkan.
Perkembangan investas di Indonesia. / Bisnis
Perkembangan investas di Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan istilah Daftar Negatif Investasi (DNI) dinilai memberikan sentimen negatif kepada para investor di Inggris, kendati pasar Indonesia dinilai sangat menjanjikan untuk dikembangkan.

Utusan Khusus Perdagangan Perdana Menteri Inggris untuk Republik Indonesia Richard Graham MP mengatakan istilah DNI memberikan kesan dalam benak para investor Inggris bahwa sektor-sektor yang ada di dalam daftar tidak bisa dimasuki oleh asing. Padahal sebenarnya tidak demikian, dalam DNI terdapat beberapa sektor yang terbuka untuk asing hingga 100%.

Untuk menghilangkan sentimen itu, Graham mengusulkan agar istilah tersebut diganti. Beberapa sektor yang tidak bisa dimasuki asing, sebaiknya harus didasari dengan batasan-batasan yang tercantum dalam regulasi dengan penjelasan yang jelas dan transparan.

"Dengan demikian, sentimen berangsur-angsur akan berubah, bahwa Indonesia sebenarnya sangat terbuka untuk asing berinvestasi di sini," ujar dia kepada Bisnis.com, pekan lalu.

Selain mengubah istilah DNI, dia juga berharap kepada pemerintah agar mempermudah sistem birokrasi saat investor memasuki Indonesia dan memperbolehkan asing menjadi pemilik saham mayoritas. Implementasi MEA, membuat banyak negara di kawasan ASEAN yang berlomba-lomba menawarkan kemudahan bagi asing untuk berinvestasi di negara mereka.

Alhasil, persaingan pun menjadi kompetitif. Untuk itu, Indonesia harus menjual sesuatu yang bisa menarik investor, selain menawarkan populasi yang besar saja. Kemudahan birokrasi, dia prediksi akan menjadi nilai tambah yang siap menjaring banyak investor asing baru berdatangan ke Indonesia.

Terlebih, lanjut dia, pasar Indonesia adalah pasar alami yang akan sangat tepat untuk dikembangkan oleh asing, terutama Inggris. Menurut dia, dengan memberikan sikap yang positif dan terbuka dengan asing dapat menolong perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Sebab, kesempatan bekerja jadi makin luas dan dapat menjadi stimulan bagi perusahaan lokal Indonesia untuk meningkatkan teknologi dan pelayanan.

Dia mencontohkan, prestasi yang berhasil diraih Garuda Indonesia dalam mendapatkan predikat maskapai bintang lima dari Skyline untuk kedua kalinya memperlihatkan perusahaan Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing dengan penerbangan asing lain.

"Ketika mempertaruhkan pada penerbangan dan pelayanan konsumen, Garuda Indonesia mampu mengalahkan airlines lainnya. Jika pemerintah Indonesia menerapkan sikap positif terhadap MEA, maka kita harus siap berkompetisi. Sebab, secara tidak langsung hal ini akan membuat standar perusahaan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya."

Graham mengatakan, komitmen pemerintah Inggris untuk berinvestasi di Indonesia pun makin gencar. Setidaknya, ada beberapa sektor yang hendak mereka bidik seperti energi, penerbangan, keamanan, farmasi, dan pendidikan.

Dalam beberapa bulan mendatang, kata dia, akan ada pemain baru yang siap menjalani bisnis baru di Indonesia. "Saya tidak bisa mengatakan dari perusahaan mana yang akan berbisnis di sini karena masih dalam proses. Kira-kira dalam beberapa bulan mendatang, kita akan melihat kemajuan yang signifikan oleh investor dari Inggris untuk Indonesia."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Marsya Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper