Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indoferro Kaji Ulang Rencana IPO

PT Indoferro yang sempat berencana melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester II/2016 terpaksa harus mengkaji ulang rencana tersebut kondisi bisnis yang belum stabil.
Kemungkinan IPO di semester II. /tambang.co.id
Kemungkinan IPO di semester II. /tambang.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indoferro yang sempat berencana melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester II/2016 terpaksa harus mengkaji ulang rencana tersebut kondisi bisnis yang belum stabil.

Jonatan Handojo, Direktur Pengembangan Bisnis Growth Steel Group--induk perusahaan Indoferro, menjelaskan bahwa rendahnya harga komoditas menjadi salah satu pertimbangan dari perubahan rencana tersebut.

“Sepertinya tahun ini masih belum bagus. Underwriter kami memberi masukan sepertinya kondisi belum terlalu baik. Kami sudah persiapkan diri kalau memang tidak jadi di tahun ini, kemungkinan akan IPO di semester pertama tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Rencana IPO muncul setelah perusahaan smelter nikel tersebut ingin mencari sumber pendanaan untuk membiayai pembangunan pabrik stainless steel berkapasitas 1 juta ton, yang diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$600 juta.

Ekspansi untuk melakukan penghiliran dari produksi nickel pig iron (NPI) menjadi stainless steel diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi produk, sekaligus menyiasati penurunan harga komoditas mentah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini, harga nikel dunia berada di kisaran US$8.000 per metrik ton setelah sebelumnya sempat jatuh ke kisaran US$7.000 per metrik ton. Padahal nikel sempat berada di kisaran harga US$17.000 per metrik ton.

Meski demikian, Jonatan mengatakan jika ada perbaikan kondisi yang terjadi dalam beberapa bulan ini, pihaknya akan tetap melaksanakan rencana awal. “Kalau memang stabil sampai masuk semester kedua, kemungkinan IPO di semester II/2016 akan tetap kami jalankan,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Fatkhul Maskur
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper