Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia National Carriers Association menilai kapasitas waktu terbang atau slot time di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng belum memperlihatkan perbaikan yang berarti sejak awal tahun ini, sehingga berpeluang menghambat ekspansi maskapai.
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan kapasitas slot time Bandara Soekarno Hatta masih padat. Menurutnya, kondisi tersebut masih sama seperti tahun lalu.
“Ya sesuai dengan kapasitas slot yang di-publish di CGK [Bandara Soekarno Hatta] saat ini. Artinya tidak bisa menambah rute-rute baru dari dan ke CGK atau menambah frekuensi yang sudah ada,” katanya di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Bayu mengungkapkan sebagian besar maskapai justru malah menambah rute-rute baru di luar Bandara Soekarno Hatta. Misalnya, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang berencana membuka rute-rute baru dari dan ke Bandara Pondok Cabe Tangerang Selatan.
Dia menuturkan maskapai masih menunggu beroperasinya Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya, kapasitas slot time di Bandara Soekarno Hatta seharusnya dapat bertambah apabila terminal tersebut mulai beroperasi.
“Hanya saja faktor yang mempengaruhi slot time itu tidak hanya dari terminal saja, tetapi juga runway, taxiway, parkir pesawat, aerodrome, dan lain sebagainya. Untuk Soekarno Hatta itu, terutama yang di luar terminal,” ujarnya.
Kendati maskapai banyak membuka rute baru di luar Bandara Soekarno Hatta, Bayu menilai langkah tersebut belum mampu mendongkrak kinerja pertumbuhan jumlah penumpang, seperti yang dilakukan Bandara Soekarno Hatta.
Selain itu, sambungnya, rute-rute di luar Bandara Soekarno Hatta juga tidak seluruhnya dapat beroperasi selama 24 jam. Dengan demikian, masih perlu waktu agar pasar di rute-rute baru tersebut mulai bertambah secara signifikan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Citilink Indonesia Albert Burhan mengakui bahwa untuk mendapatkan slot baru atau menambah frekuensi di Bandara Soekarno Hatta pada awal tahun ini sangat sulit.
“Betul sekali [sulit mendapatkan slot baru]. Masih sama kondisinya. Masih susah. Malah sebenarnya tambah susah lagi,” katanya kepada Bisnis.
Di tempat berbeda, Sekretaris Perusahaan Sriwijaya Air Agus Soedjono mengungkapkan Sriwijaya Air belum akan menambah rute baru dari CGK. Menurutnya, Sriwijaya Air akan mengoptimalkan rute yang sudah ada.
Seperti diketahui, pertumbuhan penumpang angkutan udara domestik pada tahun lalu tumbuh 17% atau sebanyak 68,8 juta penumpang. Meski begitu, laju pertumbuhan penumpang yang tinggi tersebut diperkirakan akan melambat pada tahun ini.
Konsultan penerbangan independen dari CommunicAvia Gerry Soejatman memperkirakan laju pertumbuhan penumpang angkutan udara tahun ini tidak akan sekencang pertumbuhan pada tahun lalu.
“Saya kira ekspansi tahun ini akan lebih lambat, terutama terkendala kapasitas di bandara-bandara utama. Kalau bandara-bandara baru di luar Jawa tentunya perlu evaluasi lebih lanjut dari para maskapai,” ujarnya.