Bisnis.com, JAKARTA Badan Pengawas Obat dan Makanan belum memiliki rencana untuk menyediakan labratorium penguji produk obat biologi yang memadai meski saat ini produk ini tengah banyak dikembangkan industri farmasi.
Pusat Pengujian Obat dan makanan Nasional (PPOMN) yang merupakan unit penguji lab Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengaku lebih fokus untuk pengembangan laboratorium makanan ketimbang obat karena kebutuhan obat lebih kecil dan sifatnya sangat spesifik dibanding produk pangan di masing-masing negara.
Bio similar belum ada aturan yang jelas, jadi semua negara Asean sedang bekerja sama untuk mengujinya. Saat ini belum ada kesepakatan mengenai bagaimana aturannya.
"Namun, kami akan mengembangkan aturannya untuk mencari batasan produk biologi," ujar Anny Sulistiowati pada Selasa (9/2).
Dia mengaku baru akan membuat aturannya karena izin dari BPOM belum keluar. Selain teknologi, kendalanya adalah semua peraturan farmasi mengacu pada WHO, sedangkan WHO belum merilis aturan secara nasional dan internasional untuk produk obat biologi.
PPOMN nantinya akan menjalin kerjasama dengan industri farmasi seperti Bio Farma dan Kimia Farma untuk membangun laboratorium obat biologi yang memadai.
Pertumbuhan obat biologi akan sangat pesat, tapi batasannya itu harus dimonitor karena produk biologi itu juga memiliki efek samping yang mungkin lebih berbahaya dari obat kimia itu sendiri. Maka pemakaiannya harus diawasi," katanya.