Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERETA CEPAT: Kawasan TOD, KCIC Identifikasi Lahan di Empat Titik

PT Kereta Cepat Indonesia China akan mengoptimalkan pengembangan kawasan transit oriented development di keempat titik stasiun kereta cepat Jakarta—Bandung
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) menghadiri groundbreaking pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat/Antara
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) menghadiri groundbreaking pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA— PT Kereta Cepat Indonesia China akan mengoptimalkan pengembangan kawasan transit oriented development di keempat titik stasiun kereta cepat Jakarta—Bandung sebagai penopang penting investasi kereta cepat Jakarta—Bandung.

Direktur Utama PT Wijaya Karya, Bintang Perbowo mengatakan, bisnis keretapi api pada dasarnya kurang menguntungkan karena masa pengembalian investasi yang panjang. Namun, proyek kereta cepat Jakarta—Bandung justru menjadi menarik karena adanya rencana pengembangan kawasan berbasis TOD.

Terlepas dari polemik terhadap proyek kereta cepat, tuturnya, KCIC akan segera merampungkan masterplan pengembangan TOD  agar segera dapat ditawarkan kepada sejumlah partner strategis dari kalangan pengembang.

KCIC akan mematangkan masterplan pengembangan kawasan transit oriented development di sekitar empat titik stasiun kereta cepat Jakarta—Bandung dalam tiga bulan mendatang. Sebelumnya, KCIC telah menunjuk tiga konsultan untuk merancang masterplan tersebut, yakni Aedas, Atkins, dan Surbana Jurong.

“Kalau kita hanya mengandalkan tiket saja, pengembalian investasinya akan mencapai sekitar 42 tahun. Tetapi dengan TOD, bisa ditekan hingga menjadi 25 tahun hingga 30 tahun,” katanya kepada Bisnis, dikutip Rabu (3/2/2016).

KCIC sudah mengidentifikasi lahan di keempat titik stasiun kereta cepat Jakarta—Bandung yang akan dikembangkan sebagai kawasan TOD. Di Walini, lahan yang akan dikembangkan sebagai kota baru berbasis TOD mencapai 1.270 hektar. Sementara itu, di Halim mencapai 25 hektar, Karawang 250 hektar, dan Tegallular 400 hektar.

Menurutnya, KCIC telah menguasai lebih dari 70% lahan di keempat titik tersebut. Sejumlah besar lahan yang akan dikembangkan sebagai TOD tersebut merupakan aset idle PTPN VIII, salah satu anggota konsorsium KCIC.

Masterplan yang tengah dimatangkan saat ini akan menentukan gross land value atau total lahan yang dapat dimanfaatkan. KCIC akan mulai menawarkan kepada sejumlah pengembang besar untuk membangun proyek-proyek prestisius di kawasan tersebut.

Pengembangan kawasan berbasis TOD akan menjadi sumber pendapatan berulang bagi bisnis KCIC. Setelah kereta cepat terbangun dalam tiga tahun mendatang, pengembangan TOD masih akan dilanjutkan secara bertahap hingga puluhan tahun kemudian.

“TOD ini masanya lebih panjang, kita menyiapkan pondasi yang panjang untuk masa depan kita. Ini yang akan mendatangkan recurring income dengan masa yang lebih panjang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper