Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Tiongkok memaparkan perbandingan Kereta Cepat Iran dengan rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sudah banyak dibahas dan dibicarakan.
Juru Bicara Kedutaan Besar China untuk Indonesia Pai Peng mengatakan mengingat kondisi dana, pihak Iran telah merencanakan lebih dahulu untuk pembangunan salah satu bagian dari Kereta Cepat Teheran-Isfahan.
"Nilai investasi yang diumumkan sekarang bukan investasi total dari pembangunan 'above-rail', dan juga bukan investasi total proyeknya," katanya melalui siaran pers, Jumat (28/1/2016).
Peng mengaku mendapat informasi dari staf badan penyelenggara proyek kereta cepat Iran, yakni China Railway Engineering Corporation (CREC) China bahwa pihak China belum menandatangani kontrak senilai US$2,7 miliar dengan Iran.
"CREC China hanya menanggung pembangunan 'above-rail' dalam pembangunan kereta cepat Iran, tidak termasuk pembangunan 'below-rail'," katanya.
Namun, dia mengklaim, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencakup semua pembangunan termasuk pembangunan "above-rail" dan "below-rail".
Peng menambahkan skema teknik perlengkapan dan sistem yang dirancang oleh perusahaan kedua pihak China dan Indonesia dinilai canggih.
"Dibandingkan dengan tawaran pihak ketiga maupun sistem lainnya, investasi sistem perlengkapannya mempunyai 'cost-effectiveness' (efektivitas biaya) terbaik.
Untuk itu, dia mengatakan pihaknya berjanji akan menggunakan teknik terbaik dalam rangka menyelesaikan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan tepat waktunya dan terjamin kualitasnya.
Pernyataan tersebut menyusul pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dua kali lebih tinggi dibanding dengan kereta cepat Iran, yakni US$5,5 miliar dengan trase yang jauh lebih pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel