Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengrajin Kulit Magetan Mengaku Siap Hadapi Pasar Bebas Asean

Pengrajin kulit yang berada di sentra kerajinan kulit Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya untuk menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Usaha penyamakan kulit./Ilustrasi
Usaha penyamakan kulit./Ilustrasi

Bisnis.com, MAGETAN - Pengrajin kulit yang berada di sentra kerajinan kulit Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya untuk menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Salah seorang pengrajin kulit Magetan, Budi Ridarwan Eko, mengatakan pihaknya tidak takut menghadapi MEA, justru kesempatan tersebut dipandang sebagai tantangan dan peluang bisnis.

"Kami belum tahu pasti MEA itu nanti seperti apa. Namun, kami sudah siap jika pasar bebas itu diberlakukan," ujar Budi Ridarwan, Jumat (29/1/2016).

Menurutnya, jauh hari sebelum MEA diberlakukan, pihaknya sudah melakukan antisipasi, di antaranya tetap memproduksi alas kaki dari kulit yang berkualitas.

Sekarang, dengan diberlakukannya MEA, ia mengaku harus meningkatkan kualitas produknya, baik dari segi mutu maupun desain dengan mengikuti model terbaru agar hasil produksinya tetap diminati dan dapat bertahan di pasar, baik di Magetan maupun luar Magetan.

"Selama ini penjualan kerajinan kulit baik sepatu, sandal, maupun produk lainnya berdasar pada sistem pesanan, baik eceran maupun partai. Setelah ini, kami juga segera merambah pasar online," kata dia.

Dia mengaku penjagaan kualitas menjadi kunci utama usahanya. Sebab, hal itu yang menjadikan usahanya tetap bertahan dan disukai banyak konsumen.

"Bahan-bahan yang kami gunakan adalah kulit sapi asli, bukan sintetis, sehingga lebih enak dan nyaman di kaki," kata dia.

Kerajinan kulit telah menjadi ikon Kabupaten Magetan. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan mencatat, jumlah industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di bidang kulit mencapai 115 unit usaha.

Seratusan unit usaha kecil kulit tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 575 orang dengan jumlah produksi per tahun mencapai 750.000 pasang alas kaki, baik sandal maupun sepatu kulit. "Pemasaran produk kami sudah menyasar pasar nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper