Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) melakukan pembelian sejumlah kapal minyak asal China untuk mengoptimalkan industri hilir. Tiga di antaranya, segera merapat.
Hingga akhir 2016, Pertamina akan memiliki sekitar 72 unit kapal yang berstatus milik sendiri. Sebanyak 34 kapal atau 47% merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, di mana 30 unit di antaranya telah beroperasi dan 4 unit masih dalam tahap konstruksi.
Senior Vice President Shipping Direktorat Pemasaran Pertamina Mulyono mengatakan pihaknya menambah kapal tankernya untuk mengoptimalkan industri hilir minyak dan gas bumi. Adapun, kapal berkonsep ramah lingkungan memiliki bobot mati 40.000 long ton dead weight (LTDW) akan digunakan untuk transportasi minyak mentah di Tanah Air.
Kapal yang diberi nama MT Sanggau dibangun Newtimes Shipbuilding Co. Ltd., yang berlokasi di Jinjiang, Provinsi Jiangsu, China. Kapal tersebut merupakan kapal milik ke-66 dari total 273 armada kapal yang dioperasikan dalam menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Kapal senilai US$31 juta ini direncanakan bertolak dari galangan pada 29 Januari 2016 dan diperkirakan mulai beroperasi pada awal Maret 2016.
Selain itu, kapal ini akan mentransportasikan minyak mentah guna mencapai target lifting minyak tahun ini. MT Sanggau hadir dengan desain berkonsep ECO-SHIP, dilengkapi peralatan ramah lingkungan seperti Ballast Water Treatment, Oil Discharge Monitoring, serta emisi gas buang mesin penggerak kapal yang sudah mengikuti persyaratan IMO Tier II.
Pada sistem propilsi, mesin penggerak kapal ini menggunakan teknologi electronic fuel injection dan dilengkapi variable timing pada sistem gas buang mesin, pre-shrouded vane (PSV) serta rudder bulb yang memungkinkan konsumsi bahan bakar kapal lebih efisien sekitar 5-7%.
Penambahan kapal milik merupakan langkah terobosan Pertamina dalam meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah dan produk sehingga produk-produk Pertamina dapat memiliki daya saing yang tinggi, ujarnya dalam keterangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
