Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan Kampung Keluarga Berencana di Dusun Lowok Pepen, Desan Mojosari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Program ini bermaksud menjaga laju pertumbuhan penduduk.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menjelaskan Kampung KB merupakan program pemberdayaan masyarakat agar warga bisa mengorganisir diri sendiri serta mengambil inisiastif mengajak masarakat di lingkungan sekitarnya untuk ikut KB dengan mandiri.
Mengutip siaran pers Pemprov Jawa Timur, akhir pekan ini, sedikitnya 500.000 pasang orang yang menikah setiap tahun. Sedangkan dari data pengadilan agama, empat tahun yang lalu tercatat 60.000 yang cerai setiap tahun, dan sekarang sudah mencapai 90 ribu per tahun.
“Maka dari itu ketahanan keluarga sangat penting, karena salah satu faktor penyebab perceraian adalah pernikahan usia dini,” ujar Saifullah.
Dari 10 negara anggota ASEAN jumlah penduduk seluruhnya 600 juta jiwa, dan Indonesia penduduknya terbesar yaitu 240 juta jiwa atau sekitar 30 % lebih. Sedangkan Malaysia hanya 30 juta jiwa, kemudian peringkat berikutnya Singapura dan Thailand.
Banyak keberhasilan pembangunan yang sudah bisa dinikmati oleh masarakat. Namun pada saat yang sama, ada masalah yang harus dihadapi bersama. Diantara masalah yang ada, salah satu masalah adalah ledakan penduduk.
Kalau jumlah penduduk meningat terus tanpa diiringi kualitas yang baik, dikhawatirkan akan menjadi musibah. Bonus demografi kalau sukses mengatasinya akan menjadi berkah tapi kalau gagal akan menjadi musibah, demikian pendapata Saifullah.
“Kami ingin melahirkan generasi yang dekat dengan Tuhan tetapi juga memiliki cerdas, sehat, dan sejahtera. Oleh karena itu, kita harus mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,” katanya.
Laju Pertumbuhan Penduduk Jatim mencapai 0,69 sedangkan nasional masih 1,4. Menurut wakil gubernur sebenarnya posisi Jatim aman maka tugas selanjutnya adalah menjaga dan meratakan. Karena target partisipasi baru 75% harus ditingkatkan sampai 90 %.