Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengembangkan kawasan buah unggulan di 27 kabupaten/kota guna memacu daya saing di pasar ekspor.
Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jabar Obas Firmansyah mengatakan pengembangan kawasan buah unggulan bertujuan agar lebih meningkatkan kualitas dan kontinuitas produksinya.
"Pengembangannya akan disesuaikan dengan kondisi di setiap kawasan, dan dalam waktu dekat akan ditata kawasan terbuka hijau untuk tanaman pisang (banana greenbelt) beserta komoditas buah lainnya secara terpadu di Jabar selatan," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (15/1/2016).
Dia menjelaskan, pengembangan buah unggulan lokal juga untuk mendukung pelestarian Geopark Ciletuh yang akan ditata mulai dari penerapan Good Agriculture Practices, registrasi kebun lama maupun rencana pengembangan baru untuk komoditas hortikultura lainnya.
Pihaknya mengaku konsisten membina para petani sesuai Permentan sehingga produksi buah unggulan Jabar memiliki daya saing.
Ke depan, diharapkan semakin banyak komoditas buah unggulan Jabar yang memiliki kualifikasi sertikasi prima 3, 2, dan 1 yaitu produk aman konsumsi, dan bermutu baik, serta ramah lingkungan.
"Kami optimistis tetap dapat memiliki keunggulan, karena bagaimanapun aneka buah unggulan di Jabar sebelum di berlakukan MEA juga sudah banyak yang memiliki daya saing," katanya.
Kondisi tersebut dibuktikan dengan beberapa komoditas buah yang sudah memiliki sertifikat prima dan diekspor baik ke Timur Tengah maupun beberapa negara lainnya seperti halnya komoditas manggis, gedong gincu, belimbing, rambutan, sawo, salak, jambu kristal, dan nenas.
Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Jabar Entang Sastraatmadja menilai pengembangan buah unggulan di setiap kabupaten/kota harus diimbangi dengan anggaran memadai.
Anggaran tersebut diperuntukan bagi program penanaman, pemeliharaan, serta pascapanen. Dengan demikian, pengembangan yang dilakukan pemerintah akan memperoleh hasil yang maksimal.
"Anggaran untuk sektor hortikultura selama ini cenderung kecil, jadi setiap program yang dijalankan selalu mandek," ujarnya.
Kendati demikian, dia optimistis apabila political will yang dilakukan pemerintah terhadap keberlangsungan daya saing produk buah tersebut menghasilkan kualitas yang baik.
Sebab, selama ini sebenarnya buah-buahan di Jabar mayoritas sudah mampu berdaya saing di level internasional.
"Pengembangan yang dilakukan memang ke inovasi agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas lagi," katanya.