Bisnis.com, MEDAN - Untuk menjaga kebutuhan sapi, Provinsi Sumatra Utara siap menerima impor sapi sebanyak 2.375 ekor sapi indukan dari Australia.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Parmohonan Lubis mengatakan rencana impor sapi indukan tersebut tidak terealisasi pada tahun lalu sehingga jumlah yang diimpor pada tahun ini diperbanyak. Dia mengatakan pada pertengahan tahun nanti impor sapi indukan ini akan tiba di Sumatra Utara yang akan disebarluaskan kepada peternak untuk dikembangbiakkan.
"Sapi impor ini akan dibagikan ke kelompok peternak lalu akan dilakukan kawin suntik untuk meningkatkan produksi," katanya, Jumat (15/1/2016).
Menurut Parmohonan, penambahan jumlah sapi dari program ini akan terlihat dalam kurun waktu dua tahun kedepan. Saat ini, Sumut menargetkan bisa memproduksi daging sekitar 153.240 ton pada 2016 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adapun rincian, produksi daging tersebut diperoleh dari populasi sapi 678.542 ekor, kerbau 133.174 dan kambing 464.378 ekor. Sedangkan sepanjang 2015, target produksi daging 147.463 ton dan sampai November 2015 yang sudah terealisasi 143.741 ton.
Pada tahun lalu, target populasi sapi potong 660.703 ekor dan realisasi 666.496 ekor dan kambing realisasinya melebihi target menjadi 620.000 ekor dari 440.000 ekor.
Saat ini untuk impor sapi memang tidak dapat dibendung karena kesepakatan dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hanya masyarakat perlu berhati-hati dengan adanya penyakit hewan dari beberapa negara Asean, tetapi, sapi dari Australia tidak perlu dikhawatirkan, apalagi sudah dapat sertifikat dari Organization International des Evizootis (OIE) di bawah naungan PBB yang menangani penyakit hewan.
Dia mengatakan untuk meningkatkan produksi sapi domestik, maka kesehatan hewan ternak juga harus dipelihara. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut pun kini tengah melakukan pencegahan terhadap penyakit-penyakit musiman. Dia mengungkapkan penyakit yang rentan menyerang sapi adalah ngorok, bahkan bisa menimbulkan kematian.
Adapun penyakit ngorok pada sapi memiliki siklus yakni menyerang hewan ternak pada saat pergantian musim dari kemarau ke penghujan. Menurutnya, sekitar 70% hewan ternak di Sumut dalam kondisi aman dari jenis penyakit tersebut. Untuk mencegah adanya ledakan penyakit, maka pihaknya melakukan vaksinasi pada hewan ternak.
Parmohonan memerinci beberapa daerah yang sempat terserang penyakit ngorok yakni Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Padang Lawas. Dia mengatakan tiap-tiap daerah juga telah mengalokasikan anggaran tetap untuk menjaga kesehatan dan populasi ternak.
Kondisi yang acap kali terjadi di kalangan peternak yakni peternak tak mau jual ternaknya dengan tujuan investasi dan belum butuh uang. Dia mengatakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut tidak memiliki kewenangan untuk memaksa peternak menjual hewan ternak.