Bisnis.com, JAKARTA--Kebanyakan analis memperkirakan 2016 akan menjadi tahun yang cerah bagi industri perhotelan. Bahkan di Amerika Serikat rata-rata pendapatan hotel per kamar akan naik 5,7% pada tahun ini.
Akan tetapi, analis industri perhotelan yang juga penulis industri pariwisata selama 40 tahun, Ed Walkins mengakui masih melihat setidaknya lima isu yang menjadi kekhawatiran dalm menghadapi bisnis perhotelan pada tahun ini.
Pertama adalah ancaman terorisme global yang masih harus dihadapi pada tahun ini. Tentu dampak ancaman itu pada industri pariwisata sangat nyata dan tidak dapat dihindari.
Aksi teroris setidaknya terjadi menjelang akhir tahun dan awal tahun ini seperti di Paris, Istanbul dan Jakarta.
Ancaman terosirme global masih akan menjadi kendala utama dunia pariwisata pada tahun ini, ujarnya sebagaimana dikutip hotelnewsnow.com, Jumat (15/1/2016).
Sedangkan acaman berikutnya adalah persoalan penurunan pertumbuhan ekonomi di China, Eropa, dan Brasil. Persolana ekonomi akan berdampak pada kemampuan orang untuk berwisata, ujarnya.
Pemberlakuan pengetatan pemberian visa di internal negara Eropa tidak saja menurunkan pergerakan orang antar negara di kawasan itu, akan tetapi juga terhadap wisatawan luar Eropa yang akan masuk untuk berwisata.
Tentu pengetatan visa menjadi penting, akan tetapi hal itu juga berdampak negatif pada industri perjalanan wisata, ujarnya.
Isu keempat adalah kebocoran data yang sering dialami sejumlah hotel besar. Hotel terkemuka seperti Hilton Worldwide, Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Hyatt Hotels Corporation dan Wyndham Worldwide sejak beberapa tahun belakangan sering mengalami serangan hacker.
Para pengganggu jaringan internet itu tidak jarang melakukan pencurian data pribadi pelanggan hotel, tapi juga mengincar data keuangan mereka.
Sedangkan isu terakhir yang menjadi kekhawatiran bagi pelaku industri perhotelan adalah kehadiran sistem rumah sewa atau yang dikenal dengan istilah Airbnb.
Walkins mengingatkan agar pemerintah bisa mengatur bisnis rumah sewa yang dipasarkan lewat online itu secara tegas agar tidak merugikan insutri perhotelan konvensional.