Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jeruk Kintamani Jadi Primadona, Petani Tinggalkan Jagung

Tampilnya buah jeruk sebagai primadona membuat petani jagung di Kintamani, Kabupaten bangli, Bali, mengalihkan perhatiannya dari tanaman jagung.
Jeruk kintamani/bali.litbang.pertanian.go.id
Jeruk kintamani/bali.litbang.pertanian.go.id

Bisnis.com, DENPASAR -- Tampilnya buah jeruk sebagai primadona membuat petani jagung di Kintamani, Kabupaten bangli, Bali, mengalihkan perhatiannya dari tanaman jagung.

Petani di Kintamani kini cenderung mengalihkan pemanfaatan lahan jagung ke tanaman jeruk sebab buahnya laku keras.

"Sebagian besar petani di Kintamani mengalihkan lahan tanaman jagung ke tanaman jeruk yang buahnya laku keras di pasaran lokal untuk memenuhi permintaan wisatawan, mayarakat setempat dan keperluan ritual," kata seorang petani jeruk Kintamani, Made Suana, Selasa (12/1/2016).

Berkat tanaman jeruk, banyak petani sudah mampu membeli sepeda motor, memperbaiki rumah tempat tinggal dan menyekolahkan anak-anak hingga ke perguruan tinggi, tambah pria setengah baya itu sambil menunjuk hamparan tanaman jeruk.

Pengalihan lahan jagung ke tanaman yang lebih ekonomis lainnya tidak saja dialami di Kintamani, tetapijuga di Klungkung yang banyak ditanami rumput gajah untuk pakan ternak dan di Nusa Penida akan dialihkan ke padi gogo.

Bupati Klungkung Nyoman Suwitra mendorong petani di Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali untuk kembali menggeluti pertanian tanaman pangan antara lain berupa padi gogo yang pernah jaya belasan tahun silam, karena iklimnya yang cocok untuk tanaman pangan tersebut.

Banyak petani di daerah itu mengalihkan lahan tanaman jagung ke tanaman jenis lainnya yang lebih menguntungkan, sehingga tidak mengherankan jika produksi jagung di daerah pariwisata Bali berkurang, namun semua itu tidak terpengaruh terhadap keperluan masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat produksi jagung pada tahun 2015 berdasarkan angka ramalan II diperkirakan sebanyak 36.124 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 4.489 ton pipilan kering (11,05 persen) dibandingkan tahun 2014.

Jumlah produksi tersebut paling besar kontribusi dari petani di Kabupaten Buleleng yang mencapai 45,79 persen atau 16.540 ton pipilan kering. menyusul Karangasem 22,90 persen atau 8.274 ton dan Klungkung di posisi ketiga dengan 14,56 persen atau 5.258 ton.

Berkurang produksi jagung di Bali selain karena ada pengalihan lahan juga tanaman kekurangan air akibat kekeringan seperti yang terjadi di Kabupaten Bangli (Kecamatan Kintamani) dan Klungkung (Kecamatan Banjarangkan dan Nusa Penida).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper