Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Investasi Listrik Rp97 Triliun, 75% Sudah Aman

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah mengantongi 75% dari kebutuhan investasi pembangunan proyek listrik yang nilai totalnya mencapai Rp97 triliun.
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, Rabu (6/1/2016). PT PLN (Persero) berencana akan membebaskan biaya tambah daya listrik untuk pelanggan 450 dan 900 ke 1.300 Volt Ampere (VA) yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. / Antara-M Agung Rajasa
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, Rabu (6/1/2016). PT PLN (Persero) berencana akan membebaskan biaya tambah daya listrik untuk pelanggan 450 dan 900 ke 1.300 Volt Ampere (VA) yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. / Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah mengantongi 75% dari kebutuhan investasi pembangunan proyek listrik yang nilai totalnya mencapai Rp97 triliun.

Hal itu disampaikan Menteri Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said usai menghadiri rapat pembiayaan program kelistrikan dengan sejumlah menteri bidang ekonomi di Kantor Wakil Presiden, Kamis(7/1/2016).

"Tahun 2016 cukup aman karena tadi PLN menghitung butuh Rp97 triliun dan hampir dua per tiga sudah secure,"paparnya.

Dia menyebutkan, perusahaan listrik pelat merah itu memperoleh dana investasi dari ekuitas, pinjaman sindikasi perbankan, dan kerja sama dengan pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP).

Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut, pemerintah dan PLN mengidentifikasi potensi perbankan Indonesia untuk membiayai proyek listrik. Selain itu juga tetap membuka diri pada tawaran dari lembaga keuangan.

Pada pertengahan Desember 2015, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menandatangani perjanjian kredit investasi PLN dengan sindikasi 6 bank nasional.

Keenam bank tersebut antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Exim Bank, dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Dalam perjanjian, keenam bank ini akan memberikan plafon kredit sebesar Rp 12 triliun dengan tenor pinjaman selama 10 tahun sejak penandatanganan perjanjian, termasuk masa tenggang 3 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper