Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Industri Tisu 2015 Melambat

Pelaku industri tisu nasional menyatakan bahwa kinerja industri pada 2015 melambat sehingga tidak mencapai 5%. Capaian ini dinilai cukup rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tumbuh rerata 10%.
Industri tisu./JIBI-Wahyu Darmawan
Industri tisu./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri tisu nasional menyatakan bahwa pertumbuhan industri pada 2015 melambat sehingga tidak mencapai 5%. Capaian ini dinilai cukup rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tumbuh rerata 10%.

Bambang Dwi Setiawan dari Asosiasi Produsen Tisu Indonesia mengatakan bahwa perlambatan ini disebabkan baik dari sisi volume produksi maupun dari sisi nilai akibat harga yang tidak bisa dinaikkan kendati biaya produksi meningkat.

“Tahun ini kecil sekali pertumbuhannya. Kapasitas produksi kita sebenarnya cukup tinggi. Tapi tahun ini jadi lebih rendah, karena ada beberapa produsen yang tidak produksi maksimal,” jelasnya kepada Bisnis belum lama ini.

Dia menjelaskan bahwa konsumsi tisu nasional hanya berkisar 150.000 ton pada tahun ini, tak beranjak jauh dari torehan tahun lalu. Adapun untuk pasar ekspor, tetap berkisar 450.000 ton.

Dalam dua tahun belakangan, beberapa produsen tisu nasional melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas akibat tren pertumbuhan yang positif. Bambang mengatakan bahwa ekspansi tersebut membuat kapasitas nasional meningkat hingga sekitar 800.000 ton. Sayangnya, perlambatan ekonomi pada tahun ini menyebabkan produksi nasional hanya berkisar 500.000 ton – 600.000 ton.

Menurutnya, tekanan pada tahun ini disebabkan oleh harga dolar yang bergerak terus-menerus hampir di sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan biaya produksi terkerek akibat seluruh bahan baku memakai standar harga dolar, mulai dari bahan kimia bahkan hingga pulp.

“Tahun ini, hampir semua produsen tidak menaikkan harga. Mau menyesuaikan harga juga susah, padahal semua bahan baku itu dasarnya dalam dolar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper