Bisnis.com, JAKARTA-- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia menargetkan perluasan jangkauan pembiayaan di 2016. Perusahaan menambah kantor cabang hingga hampir dua kali lipat.
Ngalim Sawega, Ketua Dewan Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melakukan pembiayaan yang ekspansif di 2016. Dia mengatakan selain sektor korporasi berbasis ekspor, pihaknya untuk sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) juga akan memberikan dukungan dengan suku bunga yang lebih kompetitif.
"[Untuk UKM juga difasilitasi] prosedur pembiayaan yang lebih cepat namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian," kata Ngalim kepada Bisnis di Jakarta, Senin (4/1/2016)
Dia menjelaskan, untuk perluasan dukungan pembiayaan ekspor ini LPEI juga akan menambah jaringan kantor hampir dua kali lipat dari yang dimiliki saat ini
"Kami akan membuka 4 jaringan kantor tahun depan, sehingga total seluruhnya menjadi 9 jaringan kantor di 2016 untuk memperluas jangkauan dan cakupan potensi bisnis Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi. Saat ini kami sudah memiliki jaringan kantor di Surabaya, Medan, Makassar, Solo dan Balikpapan," kata Ngalim.
Lebih lanjut, mantan Mantan Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) itu menjelaskan pihaknya akan mendukung program pemerintah seperti hilirisasi industri. LPEI, kata Ngalim telah memberikan pembiayaan untuk pembangunan sejumlah smelter, industri manufaktur seperti untuk produksi turunan CPO, tekstil dan furniture.
Pihaknya juga akan semakin ekspansif meningkatkan pembiayaan pada infrastruktur penunjang ekspor seperti pembangkit listrik, pelabuhan, dan jalan di industri kawasan ekspor.
"Pembiayaan ini akan mendorong peningkatan daya saing produk-produk Indonesia," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan kinerja dengan pembiayaan overseas financing dalam rangka proyek di luar negeri, membiayai perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di luar negeri, serta membiayai langsung buyer di luar negeri menjadi strategi perusahaan di 2016. Ngalim mengatakan pihaknya juga akan memacu pertumbuhan penjaminan dan asuransi antara lain melalui cross selling dengan unit pembiayaan serta pengembangan lebih lanjut atas produk-produk penjaminan dan asuransi.
"Fokus tersebut diterapkan baik pada segmen korporasi maupun segmen UKM dengan, tapi tetap menjaga kualitas produk dan jasa yang terbaik, memberikan harga yang terjangkau bagi eksportir, dan memberikan service excellence," jelas Ngalim.
Ngalim mengatakan, selain sisi komersial pihaknya juga menerima penugasan khusus dari pemerintah. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No.1156/KMK.08/2015, LPEI diberikan mandat menyalurkan fasilitas kepada badan usaha yang memproduksi gerbong penumpang kereta api dengan negara tujuan Bangladesh. Alokasi dana untuk proyek tersebut sebesar Rp300 miliar dengan jangka waktu penugasan sampai dengan 31 Desember 2016.
"Pemilihan Bangladesh sebagai negara tujuan ekspor industri kereta api Indonesia didasarkan karena Pemerintah Bangladesh memiliki proyek pembangunan perkeretaapian yang berkelanjutan. Negara pesaing utama Indonesia dalam proyek ini adalah India dan Tiongkok yang menawarkan harga kompetitif dimana keduanya didukung penuh oleh Eximbank masing-masing negara. Untuk itu, dukungan Pemerintah melalui LPEI menjadi sangat penting karena sulit bagi Indonesia berkompetisi apabila melalui skim komersial" ujar Ngalim.
Selain itu pihaknya juga ditugaskan memberikan dukungan fasilitas pembiayaan untuk badan usaha di industri pengolahan komoditas olahan ikan, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, dan furnitur. Pemilihan empat komoditas tersebut didasarkan pada kelompok industri padat karya yang tengah mengalami perlambatan ekspor. Kendala lain penurunan produksi akibat kenaikan harga bahan baku sebagai imbas pelemahan kurs.
"[Untuk dukungan empat sektor ini] Setiap pelaku ekspor paling banyak menerima fasilitas sebesar Rp50 miliar. Alokasi dana [dukungan] sebesar Rp700 miliar dan jangka waktu penugasan sampai dengan 31 Desember 2016," jelas Ngalim.
Basuki Setyadjid, Direktur Pelaksana LPEI sebelumnya menuturkan di 2016 pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan 25%-35%. Optimisme ini seiring baiknya kinerja perusahaan sepanjang tahun 2015.Di tengah perlambatan ekonomi target pembiayaan sebesar Rp65 triliun telah terlewati akhir Juli lalu.
Dia mengatakan dari total kredit yang dikucurkan oleh Indonesia Eximbank, saat ini, sebesar 50% diserap oleh sektor manufaktur, 11% bidang pertambangan, 10% agribisnis, 6,5% transportasi, 4,5% perdagangan dan restoran, 4% bisnis jasa, serta 1,3% bidang konstruksi. Sedangkan selebihnya menyebar ke berbagai lini usaha bertujuan ekspor.