Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KUR: Petani Tebu Dipermudah Peroleh Kredit

Kementerian BUMN bersama dengan BUMN gula berupaya mendorong peningkatan produksi gula dalam negeri melalui kerja sama pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani tebu. Sebelum ini, petani tebu sulit mendapatkan pinjaman modal usaha.
Ilustrasi: Petani tebu
Ilustrasi: Petani tebu

Bisnis.com, SURABAYA - Kementerian BUMN bersama dengan BUMN gula berupaya mendorong peningkatan produksi gula dalam negeri melalui kerja sama pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani tebu. Sebelum ini, petani tebu sulit mendapatkan pinjaman modal usaha.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan setelah beberapa bulan merencanakan program kerja sama BUMN gula dengan BUMN perbankan akhirnya kerja sama tersebut dapat terealisasi melalui MoU yang ditandatangani pada 22 Desember 2015 di Surabaya.

"Setelah beberapa bulan ini Alhamdulillah Bank BNI dan BRI mau terjun untuk membuat program yang ditujukan untuk petani tebu melalui KUR," katanya saat acara Penandatanganan MoU Sinergi BUMN, Selasa (22/12/2015).

Dengan begitu, lanjut Rini, petani akan mudah mendapatkan pinjaman modal sehingga mampu meningkatkan produktivitas tebu yang berdampak pada peningkatan produksi gula bahkan produk hilir lainnya seperti biofuel, dan listrik co-generation.

"Kalau bisa peningkatan produksi gula nanti tidak saja untuk konsumsi rumah tangga tetapi juga untuk konsumsi industri makanan minuman dan obat-obatan," imbuhnya.

Rini memaparkan, konsumsi gula rumah tangga secara nasional saat ini tercatat mencapai 3,2 juta ton/tahun, sementara produksi gula dalam negeri hanya mampu mencapai 2,5 juta ton/tahun.

Melalui berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah menargetkan pada 2018 Indonesia harus mampu memproduksi 4 juta ton gula. Sedangkan untuk menuju swasembada gula, diharapakan produksinya bisa mencapai 5,7 juta ton.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Dolly Parlagutan Pulungan mengatakan tanpa sinergi yang kuat, PTPN maupun petani tebu tidak akan mampu meningkatkan kinerja dengan baik.

"Kami berharap dengan sinergi ini kami semua PTPN di Jawa bisa mengembangkan bisnisnya dan mampu memberi servis kepada petani. Melalui pengembangan bisnis atau hilirisasi produk diharapkan juga bisa menekan harga pokok produksi (HPP) sampai Rp6.500/kg," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil menambahkan, meski sudah ada kemudahan untuk memperoleh pembiayaan, petani masih menghadapi kendala lain tahun ini, seperti kendala iklim yakni kemarau panjang yang terjadi tahun ini.

"Dampak kekeringan ini membuat pupuk tidak bisa masuk ke tanah secara maksimal. Pertumbuhan tanaman tebu yang akan dipanen tahun depan ini masih jadi persoalan, hal ini juga harus diselesaikan bersama-sama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper