Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo IV Terapkan Tarif Multiport Bagi Kapal Ekspor Per 1 Januari 2016

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memberlakukan Multiport Tarif mulai 1 Januari 2016 bagi kapal dan barang khusus ekspor melalui Pelabuhan Makassar (direct call) ke luar negeri.
Waktu pengapalan container yang lebih cepat dan lebih murah membuat produk KTI mampu bersaing dan bagi masyarkat dapat menikmati harga barang lebih murah.
Waktu pengapalan container yang lebih cepat dan lebih murah membuat produk KTI mampu bersaing dan bagi masyarkat dapat menikmati harga barang lebih murah.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memberlakukan multiport tariff mulai 1 Januari 2016 bagi kapal dan barang khusus ekspor melalui Pelabuhan Makassar (direct call) ke luar negeri.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung mengungkapkan penerapan multiport tariff baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan merupakan inovasi di bisnis logistik.

Cara ini diyakini manajemen Pelindo IV akan efektif menekan biaya logistik dan mendukung efektivitas direct call (pengapalan langsung ke luar negeri) yang baru saja berjalan di Pelabuhan Makassar.

Dengan demikian, implementasi Tol Laut dan Poros Maritim Nasional sudah dapat terwujud di Kawasan Indonesia Timur (KTI) sehingga akan merubah peta logistik nasional bagi pertumbuhan KTI.

Disebutkan oleh Dirut Pelindo IV, multiport tariff adalah tarif kepelabuhanan berdasarkan efisiensi perhitungan cost di beberapa pelabuhan, dimaksudkan untuk mengurangi logistic cost yang ada di masing-masing pelabuhan pengumpul di lingkungan PT PT Pelindo IV.

Pemberlakuan multiport tariff berdasarkan zona pelabuhan di KTI (terbagi 4 Zona).

Zona A, meliputi Kalimantan Bagian Utara - Timur serta Sulawesi Bagian Selatan – Timur.

Zona B, meliputi Sulawesi Bagian Utara dan Barat.

Zona C, meliputi Irian Jaya Bagian Utara serta Ternate dan sekitarnya.

Zona D, meliputi Irian Jaya Bagian Selatan dan Kepulauan Maluku.

Multiport tariff memberikan keringanan dan pengurangan 20% - 30% tarif kepelabuhanan yang diterapkan saat ini. Misalnya untuk Zona A dan Zona B mendapat pengurangan biaya tarif sebesar 20% dari tarif yang berlaku saat ini, sedangkan Zona C dan Zona D mendapatkan pengurangan sebesar 30%. Kecuali di pelabuhan Makassar sebagai pelabuhan terakhir (pelabuhan ekspor).

Melalui ujicoba penerapan Multiport Tarif khusus kapal dan cargo ekspor ini, jelas Doso akan dapat menggairahkan perdagangan khususnya volume ekspor KTI melalui pelabuhan Makassar, sehingga harapan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo untuk dapat mencapai volume ekspor 3 kali lipat di tahun 2016dapat segera terwujud.

Sehingga, saat diberlakukannya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2016, KTI tidak lagi menjadi penonton, namun sebagai pengekspor berbagai komoditas andalan yang diperhitungkan di tingkat regional maupun internasional.

Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, menyatakan bahwa program lanjutan untuk implementasi Tol Laut di KTI setelah Direct Call dan Multiport Tarif adalah penyusunan jaringan interkonektivitas antar pelabuhan di seluruh KTI.

Jaringan tersebut nantinya akan terhubung dengan pengapalan Direct Call yang telah rutin dan terjadwal setiap 4 kali dalam sebulan sehingga akan mampu mengubah peta logistik di KTI ke arah yang lebih efektif dan berbiaya murah.

Menurut Doso, visi maritim tol laut hanya dapat diwujudkan dengan 4 hal, cost logistik yang murah, kinerja pelabuhan yang tinggi, interkonektivitas pelabuhan dan ketersediaan angkutan laut (kapal) yang rutin dan terjadwal.

Dia menambahkan, saat ini di Pelabuhan 4 telah dilaksanakan weekly Direct Call Makassar – Hong Kong sejak 5 Desember 2015 yang lalu oleh pelayaran SITC International Shipping Lines dan terbukti telah dapat menghemat waktu hingga + 50% dan biaya sebesar + 40% ke negara tujuan Hong Kong.

Sebagai contoh untuk cargo Impor dari Hong Kong dan Shekou ke Makasar hanya berkisar 8-9 hari, menghemat 7 hari dari pola pengangkutan container sebelumnya. Sebaliknya, untuk container ekspor ke tujuan yang sama hanya berkisar 10 hari, menghemat 7 hari ke negara-negara tujuan. Sedangkan sebelumnya harus beberapa kali transit dan mengalami double handling di beberapa pelabuhan.

“Dari sisi biaya terdapat pengehematan berkisar antara USD 50 – 100,” terang Doso dalam keterangan pers, Senin (21/12/2015).

Program Direct call yang dilaksanakannya akan lebih efektif bila jaringan koneksi antar pelabuhan di KTI dapat secepatnya terbentuk. “Untuk merealisasikan interkonektivitas pelabuhan di KTI tidak mudah dan memerlukan dukungan seluruh pihak,” katanya.

Karenanya Gubernur Sulsel yang sekaligus Ketua APPSI, Syahrul Yassin Limpo berinisiatip untuk menjadi tuan rumah penyelenggaan Rakor KTI pada tanggal 14-15januari 2016. Adapun tema yang diusung adalah “Implementasi Interkonektivitas Kawasan Timur Indonesia Dalam Mewujudkan Poros Maritim”.

Raker tersebut akan dihadiri oleh seluruh Gubernur, Disperindag, Dishub, KSOP/OP/KUPP, Kadin dan Asosiasi terkait se KTI. Hal ini merupakan wujud sinkronisasi dan sinergi Pemerintah Pusat, Pemda, Pengusaha dan Asosiasi terkait serta BUMN PT Pelindo IV dalam mensukseskan visi Poros Maritim.

Lebih lanjut Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menyatakan hanya melalui interkonektivitas angkutan laut, kegiatan distribusi, konsolidasi dan bangkitan kargo di KTI dapat terealisasi.

Sehingga nantinya di era MEA 2016, KTI dapat benar-benar menjadi pelaku ekonomi yang diperhitungkan, dari sebelumnya hanya penonton yang terpinggirkan. Karenanya ia berharap semua pihak terus mendukung program-program lanjutan yang digagas PT Pelindo IV.

Sementara itu, Ketua Kadin Sulsel, Zulkarnain Arief menyatakan Direct Call sangat membantu pengusaha di KTI. Apalagi di tengah pelambatan ekonomi yang terjadi di tanah air dewasa ini.

Terobosan Dirut PT Pelindo IV saat ini ibarat berita menyegarkan dan disambut gembira oleh pengusaha di KTI. Mengenai dampak waktu dan biaya yang lebih singkat, Zulkarnain menyampaikan inilah yang ditunggu oleh pengusaha di KTI sejak puluhan tahun lalu.

Waktu pengapalan container yang lebih cepat dan lebih murah membuat produk KTI mampu bersaing dan bagi masyarkat dapat menikmati harga barang lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper