Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Luar Negeri US$304,1 Miliar, BI Bilang Masih Sehat

Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir Oktober 2015 kembali bertambah menjadi US$304,1 miliar. Padahal, posisi akhir kuartal III/2015 tercatat sebanyak US$302,4 miliar.
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir Oktober 2015 kembali bertambah menjadi US$304,1 miliar. Padahal, posisi akhir kuartal III/2015 tercatat sebanyak US$302,4 miliar.

Bank Indonesia mencatatkan posisi ULN pada akhir Oktober 2015 tersebut tumbuh 2,68% secara tahunan (year on year/y-o-y). Namun, peningkatan tersebut lebih lambat dibanding posisi pertumbuhan September 2015 sebesar 2,72% secara y-o-y.

Posisi ULN Indonesia pada akhir Oktober 2015 terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$136,6 miliar atau 44,92% dari total ULN. Sementara, ULN sektor swasta sebanyak US$167,5 miliar atau 55,08% dari total ULN

Publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Desember 2015 yang diterbitkan Bank Indonesia mencatatkan perlambatan pertumbuhan ULN pada Oktober 2015 terjadi utamanya pada ULN sektor swasta.

ULN sektor swasta tumbuh 2,75% secara y-o-y, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,18% secara y-o-y, terutama dipengaruhi oleh ULN Bank. Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh 2,59% secara y-o-y, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,95% secara tahunan.

Jangka Waktu

Publikasi itu juga menunjukkan berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang atau 86,36% dari total ULN.

ULN berjangka panjang pada Oktober 2015 mencapai US$262,7 miliar atau tumbuh 5,38% secara y-o-y, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan September 2015 yang sebesar 4,62% secara y-o-y.

ULN berjangka panjang tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$133,9 miliar atau 50,97% dari total ULN jangka panjang, sedangkan ULN sektor swasta sebesar US$128,8 miliar atau 49,03% dari total ULN jangka panjang.

Sementara itu, ULN berjangka pendek mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan kontraksi sebelumnya yaitu dari -7,23% (yoy) pada September 2015 menjadi -11,67% (yoy) pada Oktober 2015.

ULN berjangka pendek tersebut terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$38,7 miliar atau 93,36% dari total ULN jangka pendek , sedangkan ULN sektor publik sebesar US$2,8 miliar atau 6,64% dari total ULN jangka pendek.

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Oktober 2015 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,79%.

Pertumbuhan Tahunan

Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Selain itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.

“Bank Indonesia memandang perkembangan ULN Oktober 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta."

" Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” tulis Bank Indonesia dalam situs resminya, yang dikutip Bisnis.com Sabtu (19/12/2015)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper