5. Karet
Kelima, komoditas karet. Direktur Pusat Penelitian Karet, Karyudi menyampaikan situasi komoditas perkebunan paling terpuruk dialami oleh karet. Harganya terus merosot tajam karena permintaan dunia menurun.
“Sekitar 60%-70% karet alam itu digunakan untuk industri ban. Saat ekonomi melemah, industri otomotif juga melemah. Akhinya karet oversupply. Ke depan pasar dalam negeri juga harus dibuka terutama untuk industri non-ban,” kata Karyudi.
Dia mendesak pemerintah untuk dapat segera mendantangani instruksi presiden (Inpres) soal penggunaan karet alam dalam negeri.
Karyudi mengingatkan pemerintah agar mendorong ptani untuk menekan biaya produksi melalui proses penyadapan yang dilakukan selang hari.