Bisnis.com, GRESIK- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI didorong untuk mengambil peran buyers credit sehingga serapan ekspor Indonesia bisa lebih dipercepat.
Fasilitas buyers credit merupakan pembiayaan konsumsi kepada pembeli dari negara lain.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan fasilitas buyers credit yang diberikan oleh LPEI bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia karena selain mendapatkan bunga dari kredit konsumsi, penyerapan produk asal Indonesia juga bisa dipercepat.
"Contohnya PT Industri Kereta Api yang ekspor gerbong kereta ke Bangladesh, LPEI bisa saja membiayai pembelian itu di samping membiayai proses produksi gerbong," terang Menkeu saat melakukan kunjungan kerja penugasan pembiayaan ekspor melalui LPEI, Kamis (12/10/2015).
CEO LPEI Ngalim Sawega mengatakan fasilitas buyers credit itu sudah mulai dijalankan oleh jajarannya pada tahun ini.
"Kami sudah biayai sebuah perusahaan dari Singapura yang membeli kapal tanker dari PT PAL," terangnya.
Lanjutnya, tahun depan LPEI akan menggunakan Rp2 triliun dari total Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun untuk membiayai kredit konsumsi.
"Kalau memungkinkan kami bisa menggunakan jaringan pendanaan dari luar untuk membiayai konsumsi perusahaan atau bahkan negara lain. Tergantung magnitude," paparnya.
Melalui skema National Interest Account (NIA) pemerintah menugaskan LPEI untuk membiayai industri dalam negeri yang berorientasi ekspor dengan syarat memiliki produk dan tujuan ekapor nontradisional.
PT Industri Kereta Api (INKA) yang mengekspor gerbong kereta ke Bagladesh dianggap memenuhi kriteria tersebut.
Dari biaya produksi yang mencapai US$76 juta, Rp300 miliar di antaranya bersumber dari LPEI dengan bunga yang lebih rendah dari rata-rata bunga perbankan yang berada di kisaran 13% hingga 15%.
Dalam kesempatan yang sama, Ngalim Sawega juga mendatangani dua Persetujuan Prinsip Pemberian Pembiayaan masing-masing dengan Suherman selaku Direktur PT Cemerlang Laut Ambon (CLA) dan Thamrin Anwar, selaku Direktur & Ultimate Shareholder PT Araputra Fortuna Perkasa (AFP).