Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang MEA, Produk Hortikultura Jabar Belum Mampu Bersaing

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai produk hortikultura berupa buah-buahan dan sayuran dalam negeri mampu berdaya saing saat pasar bebas Asean mendatang.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai produk hortikultura berupa buah-buahan dan sayuran dalam negeri mampu berdaya saing saat pasar bebas Asean mendatang.

Kepala Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman (BPBHAT) Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar Suwito Hadi mengatakan agar produk hortikultura dalam negeri bisa bersaing maka di sektor hulu harus ada kesepahaman antara pemerintah, pengusaha, petani, dan stakeholder.

"Untuk bersaing di dunia internasional harus ada kesepahaman berbagai pihak," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (5/12/2015).

Dia menjelaskan, seperti halnya pengembangan produksi hortikultura selama ini Indonesia masih tergantung negara lain. Padahal, jika Indonesia percaya diri maka pengembangan produksi hortikultura dapat dikembangkan secara konsisten.

"Pengembangan hortikultura di Jabar sangat cocok karena luas lahan yang sesuai agroklimaks."

Dia mencontohkan, jenis jeruk keprok 55 saat ini sudah dipesan oleh beberapa perusahaan sebanyak 15.000 mata tunasnya. Jeruk tersebut ditanam di lahan yang agroklimasnya sesuai peruntukannya.

"Mereka ke sini (produsen) untuk mengambil pohon induk di sini. Selanjutnya, produsen akan memproduksi benih jeruk hingga jutaan tunas," ujarnya.

Adapun, di sektor hilir, dia mengatakan jika mencermati dari beberapa dekade terakhir sangat jelas menunjukkan bahwa produksi holtikultura terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini menurutnya sebagai dampak dari penerapan good agricultural pratices (GAP) dalam usaha budi daya holtikultura.

Menurutnya, melalui pendekatan GAP ini ke depannya hasil tanaman holtikultura diharapkan terus mengalami peningkatan.

"Selama ini pasokan holtikultura kita, masih tergolong tidak stabil, selain itu mutunya juga belum memenuhi standar, dan kita mengupayakan agar permasalah ini bisa segera kita atasi," ujarnya.

Menurutnya, langkah penerapan GAP juga harus disertai dengan pemberdayaan kelembagaan petani dengan langkah kemitraan usaha yang saling menguntungkan dan dikelola secara terintegrasi akan terus diupayakan.

"Harapannya adalah langkah ini pada akhirnya mampu menjadi kekuatan besar bagi holtikultura untuk menghasilkan produksi yang berdaya saing," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper