Bisnis.com, JAKARTA -- WWF Indonesia menyatakan Indonesia rentan dengan dampak perubahan iklim karena menjadi salah satu negara dengan populasi penduduk terpadat serta memiliki ribuan pulau-pulau kecil.
WWF Indonesia menyatakan perubahan iklim diakibatkan oleh kegiatan manusia di antaranya adalah perusakan hutan, pembakaran lahan gambut serta penggunaan bahan bakar kotor. Organisasi lingkungan itu menuturkan hal tersebut dapat memicu tingginya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan mengakibatkan pemanasan bumi.
"Indonesia sebagai negara yang memiliki ribuan pulau-pulau kecil dan terletak di daerah tropis...dan memiliki penduduk terpadat keempat di dunia, menyebabkan Indonesia rentan terhadap dampak perubahan iklim," demikian keterangan WWF yang dikutip Bisnis.com, Minggu (6/12/2015).
Jenis-jenis kerentanan itu adalah kenaikan suhu bumi yang memicu naiknya muka air laut sehingga menyebabkan pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Selain itu, cuaca ekstrem akan meningkatkan intensitas badai, kekeringan, longsor, banjir, kebakaran lahan serta gelombang panas.
WWF juga mengingatkan hal itu dapat mengakibatkan wabah penyakit seperti malaria, demam berdarah, diare dan lain-lain. Masalah lainnya adalah ancaman ketahanan pangan akibat dari gagal panen.
"Air bersih juga akan berkurang dan suhu laut yang meningkat akan menyebabkan kerusakan terumbu karang dan punahnya beberapa spesies yang tidak dapat bertahan dengan perubahan cuaca," papar WWF.
Oleh karena itu, WWF menyatakan pemerintah Indonesia harus segera mempercepat pembangunan rendah karbon dengan beralih ke energi terbarukan. Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil mencapai sekitar 95%.
WWF menuturkan kebutuhan energi terbarukan bisa berasal dari energi matahari, air, angin, panas bumi, ombak serta bioenergi. Hal ini dinilai dapat menghemat keuangan negara, meningkatkan akses terhadap energi bersih dan kesehatan serta membuka lapangan kerja baru, serta lingkungan yang lestari.