Bisnis.com, JAKARTA - Hingga Oktober 2015, investasi di sektor energi dan sumber daya mineral mencapai US$ 28,88 miliar atau sekitar 63,47 persen dari target US$ 45,5 miliar.
Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan belum tercapainya target investasi ini dipengaruhi oleh melambatnya perekonomian nasional dan dunia sebagai akibat perkembangan harga minyak dunia yang terus menurun.
Meski demikian, pemerintah terus memantau perkembangan investasi ini dan ditargetkan pada akhir 2015 ini dapat mencapai 70% dari target yang telah ditetapkan.
Dari pencapaian investasi sebesar US$28,88 tersebut, investasi di bidang migas mencapai US$13,61 miliar atau 57,4% dari target sebesar US$ 23,7 miliar. Sementara itu, investasi energi baru terbarukan mencapai US$2,06 miliar atau 45,7% dari target US$4,5 miliar.
Investasi di bidang ketenagalistikan mencapai 71,96% atau US$8,08 miliar dari target US$11,2 miliar. Adapun investasi di bidang mineral dan batubara mencapai US$5,15 miliar atau 84,4% dari target US$6,1 miliar.
Khusus mengenai investasi di bidang migas, Sudirman mengatakan pemerintah harus mencari jalan untuk mengubah secara total suasana iklim investasinya.Insentif migas dianggap tidak lagi menarik bagi investor.
Di sisi lain, investasi migas juga banyak dipengaruhi oleh suasana politik yang cukup menantang karena harus berhadapan dengan pihak daerah yang memiliki aspirasi tersendiri.
“Ini pekerjaan rumah kita dan suatu saat kita perlu diskusikan untuk menata UU Migas juga," tutur Sudirman seperti dikutip Bisnis dalam laman Kementerian ESDM, Jumat (4/12/2015).