Bisnis.com, CISARUA- Perum Bulog menyatakan akan menunda sejumlah rencana investasi pembangunan infrastruktur menyusul belum dipastikannya perolehan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan diperoleh lembaga tersebut pada 2016.
Seperti diketahui, DPR RI memutuskan untuk tidak menyalurkan PMN pada sedikitnya 25 badan usaha milik negara, termasuk Perum Bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan dia akan menempuh langkah lain menyiasati penundaan penetapan PMN tersebut.
"Untuk tahun 2016, kami akan menjalin kerja sama dengan perusahaan BUMN lain yang memiliki fasilitas namun belum dimanfaatkan secara optimal. Kami kerjasamakan karena ada beberapa komoditas misalnya butuh pendingin dan pengering, " kata Djarot di Cisarua, Sabtu (28/11/2015).
Selain itu, Djarot mengatakan upaya pembangunan infrastruktur tahun depan juga akan mengandalkan pinjaman ke perbankan.
Dia menyebut pengadaan infrastruktur tidak dapat ditunda karena beberapa komoditas misalnya, harus disimpan dengan gudang pendingin.
Bulog sudah lama menginginkan perbaikan dan pembangunan infrastruktur secara masif untuk dapat mendukung kinerja perusahaan tersebut.
Selama ini, pemerintah cenderung memberikan penugasan tanpa memberikan dana memadai untuk penyediaan infrastruktur.
Beberapa infrastruktur pascapanen yang akan dibangun sepanjang tahun yaitu gudang pendingin (cold storage) sebanyak 14 buah, rice milling processing (RMP), silo (gudang penyimpanan) jagung 25 unit, dan silo gabah sebanyak 50 unit.
Pemerintah melalui Perpres Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, mengamanahkan Bulog untuk menjaga stok dan menstabilkan harga kebutuhan pangan pokok, terutama yang menjadi infloator inflasi.
Atas perintah tersebut, Bulog diharuskan menguasai minimal 10% stok dari total kebutuhan nasional. Untuk itu, Bulog dituntut untuk memiliki infrastruktur yang memadai sehingga fungsi tersebut berjalan semestinya.