Bisnis.com,MAKASSAR—Target pembangunan 10.000 unit rumah murah di Provinsi Sulawesi Selatan yang ditetapkan Real Estate Indonesia (REI) selaku pengembang perumahan pada tahun ini dipastikan tidak tercapai.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sulsel Arief Mone mengatakan dari target pembangunan 10.000 unit rumah murah pada tahun ini, hingga Oktober 2015 realisasinya baru mencapai 5.200 unit.
“Sudah dipastikan tidak tercapai target yang 10.000 unit, tetapi hingga akhir tahun ini kita berupaya menambah 1.800 unit lagi agar menjadi 7.000 unit,” kata Arief, Rabu (25/11/2015).
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan program pembangunan 10.000 unit rumah murah tidak tercapai seperti masalah pengurusan perizinan, dan pembebasan lahan. Akan tetapi, dia menuturkan faktor penerbitan regulasi menjadi kendala utama bagi proses percepatan pembangunan.
Regulasi yang dimaksud ialah kebijakan mengenai skema subsidi pembiayaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No.20/2014 disebutkan bahwa standar harga rumah FLPP akan ditentukan lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.113/PMK.03/2014 tentang Batasan Rumah yang Bebas dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan memperhitungkan kenaikan sekitar 5%.
“Kendalanya berbagai regulasi baik dari Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan terlambat diterbitkan, makanya proses pembangunan yang dilakukan para pengembang juga terlambat,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada tahun ini Pemerintahan Presiden Jokowi menyediakan dana subsidi pembiayaan rumah lewat skema FLPP sebesar Rp5,1 triliun.
Program terbaru FLPP 2015 antara lain bantuan uang muka Rp4 juta, uang muka hanya 1% khusus PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., hingga pemangkasan bunga KPR dari 7,25% jadi 5% per tahun flat hingga 20 tahun.