Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) berencana meluncurkan program rumah inti tumbuh (RIT) pada 2017 untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Poltak Sibuea, mengatakan program tersebut merupakan program bantuan dalam bentuk rumah inti tumbuh, yakni bangunan rumah layak huni yang belum sempurna pembangunannya.
"Rumahnya bisa baru satu kamar, tapi kavling sudah jelas, dia tinggal diteruskan saja pembangunan rumahnya," ujar Poltak kepada Bisnis.com, Senin malam (23/11/2015).
Dia menerangkan, bantuan rumah inti tumbuh akan didanai dari pinjamann Bank Dunia. Jumlah pinjaman ditaksir mencapai US$500 juta. Adapun, saat ini tim dari Bank Dunia bersama pemerintah tengah melakukan studi kelayakan terhadap program tersebut.
Tim tersebut akan merumuskan standard rumah inti tumbuh, penetapan lokasi pembangunan, hingga studi kelayakan pembiayaan. Jika dinilai layak, Bank Dunia akan mengucurkan pinjaman pada 2017.
Poltak menyebut, bantuan dalam bentuk rumah inti tumbuh akan menjadi program pokok penyediaan perumahan bagi golongan masyrakat berpenghasilan di bawah Rp2,6 juta. Jumlah golongan ini menurut riset Kementerian PUPR mencapai 60% dari total defisit hunian sebesar 13,6 juta.
Setelah mendapat bantuan dalam bentuk rumah inti rumbuh, penerima bantuan bisa meneruskan pembangunan rumah tersebut lewat kredit komersial. Poltak mengatakan, penerima bisa mengajukan kredit mikro untuk meneruskan pembangunan rumah secara bertahap.