Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Daerah Hati-Hati Kelola Investasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah lebih hati-hati dalam mengelola investasi di wilayahnya, agar tidak merugikan masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Antara
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah lebih hati-hati dalam mengelola investasi di wilayahnya, agar tidak merugikan masyarakat.

Ari Dwipayana, Tim Komunikasi Presiden, mengatakan pemerintah daerah harus lebih hati-hati dalam mengelola investasi, meskipun saat ini pemerintah pusat sedang berupaya menggenjot investor yang masuk ke dalam negeri.

“Presiden Jokowi meminta seluruh investasi yang masuk harus diperhitungkan dengan baik, jangan sampai justru menguras sumber daya yang dimiliki Indonesia,” katanya di Jakarta, Kamis (19/11).

Ari menuturkan pemerintah daerah harus jeli dalam melihat investasi yang akan dilakukan investor di daerah, agar tidak merugikan masyarakat dan tidak menguras sumber daya alam di wilayah tersebut di masa mendatang.

Menurutnya, seluruh kegiatan investasi di sektor industri, manufaktur, dan infrastruktur akan langsung mempengaruhi perekonomian di daerah. Untuk itu perlu diperbanyak proyek strategis di daerah, agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Negara tidak mungkin hanya mengandalkan APBN untuk membangun infrastruktur, karena pembangunan infrastruktur di Indonesia membutuhkan lebih dari Rp5.000 triliun, tetapi APBN hanya Rp1.000 triliun-Rp2.000 triliun,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ari juga memastikan Presiden akan terus memantau seluruh proyek yang telah diresmikannya, dengan kembali dalam empat bulan mendatang, untuk mengetahui perkembangan pembangunannya.

Seperti diketahui, Presiden baru saja melakukan groundbreaking lima proyek strategis di Kalimantan Timur, yakni pertama proyek Bentang Panjang Jembatan Pulau Balang dengan panjang 804 meter yang diperkirakan selesai pada 2019 dan menelan biaya Rp1,33 triliun dari APBN.

Kedua, grounbreaking Kereta Api Borneo yang dikerjakan bersama Russian Railways dengan nilai investasi Rp72 triliun. Ketiga, groundbereaking National Marine Science and Techno
Ark yang dilakukan oleh Rusia dan Republic of Tatarstan.

Proyek tersebut meliputi kapal patroli cepat senilai US$8 juta, pabrik pellets senilai US$10 juta, pipa fiberglas senilai US$30 juta, biomasa US$5 juta, refinery US$400 juta, service center US$1 miliar, panel surya US$300 juta, upgrade brown coal US$4 juta, coal storage US$17 juta, dan pabrik bahan bangunan rumah murah US$20 juta.

Proyek keempat adalah Lanjutan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,22 kilometer dan menghabiskan Rp9,5 triliun, yang sebenarnya telah dimulai pada Januari 2011. Sementara itu proyek kelima yang diresmikan adalah Pelabuhan Benoa Taka di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan biaya US$2,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper