Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia meyakini inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di batas bawah kisaran sasaran 4 plus minus 1%.
Keyakinan tersebut seiring dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan perkembangan inflasi hingga Oktober 2015 tersebut menunjukkan bahwa stabilitas harga terkendali.
"Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2015 mengalami deflasi, sehingga inflasi keseluruhan tahun 2015 diperkirakan sesuai kisaran target 4 plus minus 1%," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Selasa (17/11/2015).
Deflasi tercatat sebesar 0,08% (m-t-m) atau 6,25% (y-o-y) didukung oleh deflasi pada kelompok bahan makanan bergejolak atau volatile food seiring berlanjutnya koreksi harga bahan pangan.
Dengan demikian, inflasi Januari hingga Oktober 2015 (y-t-d) tercatat sebesar 2,16% (y-t-d) atau 6,25% (y-o-y).
"Deflasi kelompok volatile food didukung oleh pasokan komoditas pangan yang membaik," katanya.
Selain itu, inflasi inti dan inflasi administered prices bulan ini juga tergolong rendah dibandingkan historisnya.
Inflasi inti mencapai 0,23% (m-t-m) atau 5,02% (y-o-y) seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah, masih terbatasnya permintaan domestik, dan terkendalinya ekspektasi inflasi.
"Inflasi administered prices rendah didorong oleh penurunan harga solar dan masih berlangsungnya dampak penurunan harga LPG 12 kg pada September lalu," ucap Agus.