Bisnis.com, TANGERANG—Selama sembilan bulan tahun ini alias Januari – September ketergantungan impor bahan baku dan penolong di Provinsi Banten susut sekitar 17,5%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan dalam kurun waktu tersebut impor bahan baku dan penolong tercatat US$6,95 miliar. Nilai ini berkurang sekitar US$43,64 juta dibandingkan dengan Januari – September tahun lalu sejumlah US$8,43 miliar.
“Bahan baku perannya terhadap total impor sangat besar mencapai 93,39%,” katanya mengutip data BPS Banten, Senin (16/11/2015).
Meskipun secara kumulatif sembilan bulan impor bahan baku turun, tetapi bulanan nilainya meningkat. Pada September tercatat US$798,49 juta atau tumbuh sekitar 6,56% terhadap bulan sebelumnya.
Porsi impor terbesar kedua adalah golongan barang modal dengan porsi 5,64% [Januari – September 2015]. Kumulatif sembilan bulan nilainya bertambah 77% menjadi US$429,73 juta, begitu pula secara bulanan meningkat 11% jadi US$34,41 juta.
Adapun barang konsumsi perannya dalam impor sangat kecil hanya 0,97%. Terjadi penurunan tajam dalam impor produk ini selama Januari –September mencapai 67,57% menjadi US$72,55 juta. Sementara nilai impor September turun 37,29% ke level US$5,28 juta.
“Secara keseluruhan impor barang menurut golongannya mengalami penurunan US$43,90 juta,” kata Suhaimi merujuk periode Januari – September 2015 secara year on year.
Angka tersebut setara dengan penyusutan impor ke level US$7,45 miliar. Adapun periode yang sama tahun lalu nilainya di kisaran US$8,89 miliar.