Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Enggan Jual Beras ke Bulog

Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah, Maruf mengatakan rata-rata mitra di daerah itu enggan menjual beras hasil pembelian mereka ke Sub Divisi Regional (Divre) Bulog di kabupaten dan kota.
Rata-rata mitra di daerah itu enggan menjual beras hasil pembelian mereka ke Sub Divisi Regional (Divre) Bulog di kabupaten dan kota./JIBI
Rata-rata mitra di daerah itu enggan menjual beras hasil pembelian mereka ke Sub Divisi Regional (Divre) Bulog di kabupaten dan kota./JIBI

Bisnis.com, PALU --  Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah, Maruf mengatakan rata-rata mitra di daerah itu enggan menjual beras hasil pembelian mereka ke Sub Divisi Regional (Divre) Bulog di kabupaten dan kota.

"Itu disampaikan langsung kepada saya dalam pertemuan dengan para mitra di sejumlah kabupaten di Sulteng belum lama ini," katanya di Palu, Kamis (12/11/2015 menanggapi realisasi pengadaan beras Bulog yang masih jauh dari target ditetapkan.

Maruf mengatakan, pekan lalu turun langsung ke sejumlah kabupaten antara lain Poso, Banggai dan Tolitoli guna melihat pengadaan beras di daerah.

Pada kesempatan tersebut, ia mengumpulkan semua mitra yang selama ini mendukung kegiatan pengadaan beras di ketiga daerah di Sulteng itu.

Para mitra Bulog menyampaikan belum bisa memberikan kontribusi (menjual beras) kepada Bulog karena produksi petani menurun drastis akibat dampak kemarau panjang yang melanda hampir seluruh daerah, termasuk Sulteng.

Mitra Bulog rata-rata memiliki kelompok tani binaan sendiri.

Selama ini, kata dia, petani menitipkan gabah untuk digiling kepada para pengusaha penggilingan padi dan selanjutnya dijual kepada pedagang pengumpul dan juga Bulog.

Karena harga pembelian pedagang jauh lebih tinggi ketimbang Bulog yang membeli sesuai harga ditetapkan pemerintah, maka petani memilih menjual hasil panen langsung kepada pedagang.

Pedagang membeli beras petani dengan harga sekitar Rp8.200/kg dan Bulog membeli sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp7.300/kg.

Dengan harga pembelian pedagang yang selisihnya cukup mencolok itu, petani melalui mitra binaan mereka (pengusaha penggilingan padi) terpaksa menjual beras kepada pedagang pengumpul.

Bulog, kata Maruf tidak bisa memaksa mitra dan petani untuk menjualnya kepada Bulog.

Kondisi tersebut yang membuat realisasi pengadaan beras di Sulteng pada musim panen (MP) 2015 sulit tercapai. Realisasi hingga kini baru sekitar 26 ribu ton yang terdiri hasil pengadaan komersial dan PSO.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper