Bisnis.com, JAKARTA—Tragedi kecelakaan pesawat Metrojet milik Rusia di kawasan wisata Semenanjung Sinai akhir bulan lalu telah membuat industri wisata Mesir terpukul hebat meski upaya promosi wisata terus dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.
Industri pariwisata negara itu tidak saja terpukul oleh tragedi yang menewaskan 224 penumpang dan awak pesawat yang diduga akibat ledakan bom itu, tapi juga akibat insiden salah tembak oleh aparat keamanan atas 12 turis asal Meksiko dan Mesir September lalu. Salah tembak yang menyebabkan wisatawan itu tewas disebabkan oleh karena aparat mengira mereka adalah kelompok gerakan Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS).
Akibat dua kejadian itu, sejumlah negara mengeluarkan travel warning untuk kunjungan wisata ke negara tersebut. Padahal, pemerintah telah menghabiskan US$68 juta untuk program kampanye selama tiga tahun guna mempromosikan pariwisata di dalam dan luar negeri.
Rusia melarang pesawat negaranya terbang ke Mesir, sedangkan Inggris menghentikan penerbangan khusus ke Sharm el-Sheikh, daerah wisata yang populer untuk kunjungan wisata. Akibatnya, banyak penumpang yang terlantar di bandara tersebut akibat kekacauan jadwal penerbangan.
Kecelakaan pesawat Rusia yang diikuti oleh travel warning merupakan sebuah “pukulan hebat” bagi Mesir, ujar Analis Senior Perjalanan Wisata, Nadejda Popova dari Euromonitor International. Akibat tragedi itu, ujarnya, wisatawan akan mengalihkan perjalanan ke tempat yang lebih aman seperti Dubai, Qatar, Abu Dhabi dan Oman untuk masa liburan musim dingin, ujarnya.
Menurut data bank sentral Mesir, industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan andalan negara itu. Sektor itu menghasilkan devisa sebanyak US$7,4 miliar pada tahun fiskal hingga 30 Juni lalu.
Pemulihan kunjungan wisata sebenarnya sudah mulai terjadi meski belum mencapai seperti kinerja pada 2010 ketika jumlah turis mancanegara mencapai 14 juta orang. Pada tahun lalu, jumlah kunjungan wisata Mesir mendekati angka 10 juta orang.
Namun dengan kecelakaan pesawat tersebut, banyak kalangan memperkirakan industri wisata negara itu akan sulit untuk bangkit.
“Setiap kali kami merasa segala sesuatunya stabil dan kunjungan turis mulai meningkat, sebuah insiden baru terjadi,” ujar Amani El-Torgoman, seorang anggota Federasi Pariwisata Mesir sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (9/11/2015).