Bisnis.com, DENPASAR--Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali mengaku operasional biro perjalanan wisata di Bali terganggu akibat penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai karena erupsi Gunung Barujari di Nusa Tenggara Barat.
I Ketut Ardana, Ketua Asita Bali mengatakan, saat diumumkan 692 penerbangan dibatalkan kemarin, setelah dilakukan perhitungan oleh para anggotanya hampir mencapai Rp1 triliun untuk jumlah kerugiannya.
“Akibat pembatalan tentunya kami rugi, profit juga jadi hilang. Saat hari Rabu kemarin diumumkan, menurut hitungan kami kerugiannya hampir Rp1 triliun. Tentunya sekarang sudah bertambah lagi,” terangnya di Denpasar, Jumat (6/11/2015).
Dia menambahkan bahwa sudah pasti terganggu baik yang akan berangkat dari Bali maupun yang akan terbang ke Bali akibat pembatalan tersebut.
“Karena ini force majeure jadi kami semuanya harus melakukan yang terbaik. Untuk wisatawan yang tertahan di Bali harus kami layani dengan baik dan tidak boleh mengecewakan,” ujarnya
Dia menyatakan, semua biro perjalanan wisata di Bali juga telah menginformasikan kondisi tersebut kepada semua partner tour operator di luar negeri. Di samping itu, maskapai yang akan membawa wisatawan ke Bali juga diberikan informasi terkait penutupan bandara tersebut.
Sementara itu, Putu Winastra, pemilik KBA Tour di Denpasar mengatakan, akibat penutupan bandara yang berdampak pada pembatalan sejumlah penerbangan, sebanyak 40 orang wisatawan yang mengikuti perjalanan wisatanya pun dibatalkan.
“Karena penutupan bandara dari kemarin, beberapa tour ke Bali maupun ke luar Bali dibatalkan. Kami sendiri ada rombongan tour ke Jakarta tidak bisa berangkat dan yang datang dari luar negeri juga tidak bisa,” tuturnya.
Dia mengaku bahwa pihaknya mengalami kerugian namun belum tahu pasti berapa jumlahnya.
Trikora Harjo, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai mengklaim akibat adanya erupsi gunung Barujari, potensi kerugian bandara tidak signifikan.
“Secara global pasti ada beberapa pendapatan yang berkurang, yang sebelumnya orang itu tadinya mau naik pesawat kemudian dia menggunakan jalur darat secara otomatis ada kerugian sedikit,” paparnya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya belum mengetahui berapa jumlah kerugian akibat penutupan bandara. Namun pendapatan yang didapat saat bandara tutup hanya dari toko-toko yang ada di bandara.
“Posisi biaya parkir pesawat saat ada bencana seperti ini juga dibebaskan. Hitungannya hanya sampai terakhir dia parkir. Kalau ada bencana seperti ini, pesawat yang diparkir tidak kami kenakan biaya,” imbuhnya.