Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perikanan Budidaya: Produksi Tahun Depan Dipatok 21 Juta Ton

Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi sektor perikanan budidaya pada tahun depan mencapai 21 juta ton sejalan peningkatan pagu anggaran dalam APBN 2016.
Ilustrasi: Udang vaname/Antara-Oky Lukmansyah
Ilustrasi: Udang vaname/Antara-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, TANGERANG -- Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi sektor perikanan budidaya pada tahun depan mencapai 21 juta ton sejalan peningkatan pagu anggaran dalam APBN 2016.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan nilai anggaran yang diberikan kepada direktoratnya untuk tahun depan mencapai Rp1,6 triliun. "Insya Allah ini bisa tingkatkan produksi dari 19 juta ton tahun ini ke 21 juta ton," ucapnya, di Tangerang, Jumat (30/10/2015).

Penjelasan Slamet tersebut diutarakan usai pembukaan Indonesia Aquaculture 2015 yang berlangsung selama 28 - 31 Oktober 2015 di Gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang. Kegiatan ini diikuti pelaku usaha perikanan dari berbagai sektor.

Sepanjang tahun ini produksi perikanan budidaya paling tinggi diperkirakan hanya 19 juta ton. Pengganjal utama adalah iklim yang kurang bersahabat akibat El Nino. Adapun rerata pertumbuhan produksi perikanan budidaya setiap tahun sekitar 23%.

"Ada sepuluh komoditas unggulan," ujar Slamet. Sepuluh komoditas yang dimaksud ialah udang, rumput laut, ikan bandeng, patin, lele, nila, gurame, mas, kerapu, kakap putih, dan ikan-ikan lokal lain.

Target produksi 21 juta ton perikanan budidaya pada tahun depan sekitar 60% porsinya diisi rumput laut.

Meskipun komoditas ini ketika dikeringkan bobotnya akan susut, tetapi yang masuk perhitungan Ditjen Perikanan Budidaya adalah produk segar alias ketika basah.

KKP menyatakan ada lima bidang yang menjadi titik berat perbaikan di sektor perikanan budidaya sejalan dengan peningkatan anggaran.

Bidang yang dimaksud ialah budidaya rumput laut, budidaya ikan tawar, pakan mandiri, mesin pelet, dan marine culture.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper