Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Kekurangan Pengajar SMK Maritim

Dalam nawacita Presiden Joko Widodo, saat ini Indonesia memfokuskan pada sektor maritim. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggenjot sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang kemaritiman.Namun kondisinya saat ini tenaga pengajar bidang maritim masih sangat sedikit.
Ilustrasi/shipspotting.com
Ilustrasi/shipspotting.com

Bisnis.com, JAKARTA- Dalam Nawacita Presiden Joko Widodo, saat ini Indonesia fokus pada sektor maritim. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggenjot sekolah menengah kejuruan bidang kemaritiman.

Namun kondisinya saat ini tenaga pengajar bidang maritim masih sangat sedikit.

"Karena saat ini belum ada perguruan tinggi/LPTK yang khusus untuk mencetak pengajar smk maritim. Karena mahasiswa kelautan rata-rata lebih milih jadi pelaut," ujar Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Saat ini terdapat 911 sekolah menengah kejuruan SMK bidang maritim dari 2400 SMK yang ada di Indonesia. 400 diantaranya, kata Mustaghfirin sangat berpotensi menjadi SMK bidang maritim bertaraf internasional. Ia juga menerangkan, sebagian besar SMK bidang kemaritiman didominasi oleh jurusan agribisnis perikanan.

"Saat ini sudah 20 SMK yang telah memenuhi standar internasional," ungkapnya.

Tahun ini, kata dia, pemerintah akan memfokuskan pada pembangunan fasilitas belajar. Kedepan, Kemendikbud baru akan memfokuskan pada penyediaan pengajar.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik di SMK Kemaritiman, Kemendikbud akan memanfaatkan pelaut yang memiliki kemampuan mengajar dan sudah tidak lagi melaut untuk menjadi guru di SMK bidang kemaritiman.

"Kita manfaatkan tenaga yang ada, pelaut yang tidak lagi melaut untuk mengajar," tuturnya.

Nantinya, lulusan sarjana juga akan disetarakan dengan guru untuk menutup kekurangan tenaga pendidik di SMK kemaritiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper