Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Produk Impor, Harmonisasi Tarif Hilir Industri Baja Mendesak

Pelaku industri baja mendesak pemerintah menghadirkan harmonisasi tarif hilir produk baja guna potensi dibanjirinya produk baja impor seiring dengan perlambatan permintaan baja dunia yang diproyeksi hanya bertumbuh 0,7% pada 2016.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri baja mendesak pemerintah menghadirkan harmonisasi tarif hilir produk baja guna potensi dibanjirinya produk baja impor seiring dengan perlambatan permintaan baja dunia yang diproyeksi hanya bertumbuh 0,7% pada 2016.

Direktur Eksekutif Indonesian Iron dan Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan kekhawatiran industriawan lokal akan menjadi kenyataan jika pemerintah tidak bisa mencarikan solusi proteksi industri dalam negeri.

Saat ini, wajar menurutnya, berbagai negara melakukan berbagai upaya proteksi guna melindungi industri baja lokal. “Tidak aneh jika global tidak berkembang, dan China belum pulih maka mereka akan mengincar negara berkembang seperti Indonesia. Proteksi ekstra harus dilakukan, dan implementasi P3DN sungguh dinanti,” tuturnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

World Steel Association (worldsteel) merilis Short Range Outlook (SRO) pada 2015 - 2016 yang memperkirakan permintaan baja dunia tahun depan dengan konsumsi 1.523 juta ton atau hanya bertumbuh 0,7% dibandingkan dengan tahun ini. Sementara itu, pada kinerja 2015, diproyeksi menyusut 1,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dengan lambatnya pertumbuhan industri baja dunia, Worldsteel menyatakan pertumbuhan permintaan di negara berkembang sebagai penggerak utama. Tahun ini, permintaan baja di negara maju diperkirakan mengalami kontraksi 2,1%, namum diharapkan mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% pada 2016.

Hidayat menambah dengan murahnya harga China tidak ada negara yang mampu bersaing, sehingga kewaspadaan tidak hanya hadir dari Indonesia. Menurutnya, upaya proteksi sektor hilir harus segera dilakukan guna melengkapi harmonisasi tarif sektor hulu yang telah diterbitkan belum lama ini.

“Harmonisasi tarif itu vital, kalau tidak ada itu maka mustahil kita akan bersaing,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper