Bisnis.com, JAKARTA— Anjloknya harga-harga dan berpotensi melemahnya pertumbuhan Zona Euro membuat Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memberikan stimulus lebih banyak.
Markit Economics mengatakan, purchasing managers’ index (PMI) manufaktur dan jasa blok bermata uang tunggal secara mengejutkan pada Oktober tahun ini naik menjadi 54 dari 53,6 pada September.
Ke depannya indikator yang dikeluarkan Markit menunjukkan terdapat risiko perlambatan terhadap aktivitas ekonomi blok yang terdiri dari 19 negara tersebut.
“Kombinasi pertumbuhan yang relatif lemah dan deflasi yang diisyaratkan dalam survei akan membuat ECB diproyeksikan menaikkan program quantitative easing (QE) pada saat pertemuan Desember,” kata Kepala Ekonom Markit Chris Williamson, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (23/10/2015).
Dia menambahkan, bank sentral tidak akan menambah stimulus jika aktivitas bisnis PMI dan harga-harga mengindikasikan naik secara signifikan dalam beberapa bulan.
Dalam laporan Markit tersebut, rata-rata harga jual barang dan jasa untuk yang pertama kalinya selama tiga bulan hingga Oktober anjlok. Turunnya harga-harga terjadi karena para produsen berusaha meningkatkan penjualannya.