Binis.com, JAKARTA— Konstruksi tol Colomadu-Karanganyar hingga kini telah mencapai 45% atau sepanjang 9,72 km dari total panjang 20,9 km. Pemerintah menargetkan ruas tol tersebut dapat berfungsi untuk arus mudik lebaran 2016 dan dapat beroperasi penuh pada Desember 2016.
Ruas tol Colomadu-Karanganyar ini merupakan bagian dari jalan tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono sepanjang 180 km. Konstruksi yang dilakukan sejak 2009 untuk ruas ini menjadi tanggung jawab pemerintah dengan menggunakan dana APBN.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Solo-Kertosono I ,Bedru Cahyono menjelaskan, konstruksi ruas Sradan – Kertosono yang menjadi bagian dari ruas tol Solo-Ngawi-Kertosono juga menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara bagian Karanganyar—Ngawi dikerjakan oleh PT Solo Ngawi jaya dan ruas Ngawi—Sradan oleh PT Ngawi-kertosono Jaya.
“Selain konstruksi sebagian pada Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono,dukungan pemerintah juga diberikan dalam bentuk pengadaan tanah pada seluruh seksi,” ungkarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (23/10).
Konstruksi untuk ruas tersebut, ujarnya, menggunakan dana pinjaman dari China sepanjang 37,4 km serta sisanya sepanjang 1,70 km didanai APBN Murni. Hingga kini, pemerintah masih memproses loan agreement dari China untuk dapat melanjutkan konstruksi, dan berharap pinjaman tersebut dapat segera cair pada November ini.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja (Satker) Solo-Kertosono, Aidil Fikri menuturkan, salah satu kendala dalam konstruksi tol tersebut adalah adanya perubahan Undang- Undang tentang Mineral dan Batubara yang mempengaruhi perizinan produksi pasir pada pekerjaan beton.
“Menghadapi perubahan UU tersebut, saat ini tengah dilakukan percepatan izin usaha tetapi hal tersebut sangat memakan waktu,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum lama ini, General Manager of Concessional Loan Department of China Eximbank Jiang Juhua memastikan pencairan pinjaman untuk mendanai proyek infrastruktur pemerintah Indonesia dapat dilakukan tahun ini. Saat ini pihaknya tengah mempelajari kelengkapan dokumen proposal proyek yang diajukan pemerintah Indonesia guna menentukan nilai pinjaman yang akan diberikan.
“Ada beberapa proyek jalan tol yang sedang kami pelajari. Akan kami usahakan loan agreement dalam tahun ini, tapi itu dibutuhkan kerja sama dari pemerintah Indonesia dan Tiongkok,” ujarnya.