Bisnis.com, JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menandatangani perjanjian jual beli listrik atau power puchase agreement pembangkit berkapasitas 4.000 Megawatt pada November 2015.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan perseroan memprioritaskan ekspansi pembangkit listrik berkapasitas besar dengan proses pembangunan hingga empat tahun. Hal itu bertujuan agar proyek bisa rampung sesuai target yakni 2019.
Perusahaan pelat merah itu akan melakukan ekspansi antara lain, di Pembangkit Listrik Tanjung Jati B, Indramayu, Cilacap, dan Cirebon.
"Sekarang kami harap ekspansi awal besar-besar dulu. Itu ekspansi, tidak tender melainkan penunjukkan langsung, angkanya berkisar 4.000 MW," sebutnya, Selasa(20/10/2015).
Menurut dia, pelaksanaan PPA tersebut akan melengkapi kinerja pembangunan pembangkit listrik yang ditargetkan bisa mencapai 10.000 MW pada akhir tahun ini. Target itu termasuk dalam program pembangkit listrik pemerintah berkapasitas 35.000 MW pada 2014-2019.
"Kami bisa PPA bulan November atau Desember (2015), kan sampai akhir tahun ini kira-kira total 10.000 MW,"sebutnya, Selasa(20/10/2015).
Jika sesuai target, total nilai investasi pembangunan pembangkit listrik yang akan digelontorkan pada 2015 bisa mencapai US$20 miliar.
Hingga September 2015, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menandatangani 5.942 MW PPA. Pembangkit dengan total kapasitas 4.873 MW sedang dalam tahap konstruksi yang dikerjakan oleh PLN, sementara sebesar 7.855 MW sedang konstruksi dan dikerjakan IPP.