Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga Cari Cadangan Migas di Papua

PT Agra Energi Indonesia, perusahaan patungan yang dibentuk PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. dengan PT Puncak Jaya Berlima, mencari cadangan minyak dan gas di Papua.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Agra Energi Indonesia, perusahaan patungan yang dibentuk PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. dengan PT Puncak Jaya Berlima, mencari cadangan minyak dan gas di Papua.

Corporate Communication Saratoga Catharina Latjuba mengatakan Agra tengah bersiap memasuki tahap eksplorasi.

"Site-nya di Papua. Preexploration (praeksplorasi) sudah," katanya kepada Bisnis, pekan lalu. Meskipun demikian, dia belum dapat menyebutkan secara spesifik lokasi yang dimaksud. Begitu pula dengan perkiraan cadangan tak terbukti.

Saratoga sejauh ini belum mematok target kapan eksplorasi rampung. Perseroan juga belum dapat menentukan lokasi lain yang diincar dengan alasan anak usaha itu masih 'seumur jagung'.

Saratoga dan Puncak Jaya sebelumnya meneken perjanjian operasi pada 21 Mei 2015. Emiten berkode saham SRTG itu menggelontorkan US$7,5 juta untuk menggenggam 30% saham perusahaan joint venture itu.

Perusahaan patungan itu akan akan mencari cadangan migas di Indonesia untuk selanjutnya menjual data cadangan migas atau bekerja sama dengan perusahaan lain.

Sejauh ini, tak ada keterangan memadai mengenai PT Puncak Jaya Berlima. Direktur Saratoga Andi Esfandiari sebelumnya hanya menyebut Puncak Jaya berisikan para profesional di bidang riset dan eksplorasi migas (Bisnis, 10/6).

Mengutip laman Agra Energi, perusahaan bersangkutan mengklaim memiliki tim manajemen yang sudah berpengalaman 100 tahun di Indonesia dan memiliki rekam jejak pada industri migas Tanah Air yang bekerja sama dengan British Gas, Arco, Unocal, Santos, Black Gold Energy.

Agra Energi juga berpengalaman mencarikan modal bagi Black Gold Energy, yang investornya melibatkan Goldman Sachs dan Temasek.

General Manager Investor Relations and Risk Management Saratoga Leona A. Karnali menambahkan perusahaan akan terus mencari kawasan yang dapat dieksplorasi, baik baru maupun yang ditinggalkan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas.

Sejak harga minyak turun, tuturnya, bisnis eksplorasi bukan lagi kegiatan usaha yang menggiurkan. Akibatnya, beberapa perusahaan eksplorasi meninggalkan aktivitas itu.

"Selain memang eksplorasi di sini enggak banyak realisasi. Jadi, kami melihat ini peluang buat kami untuk masuk," kata Leona.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper